Aku tak pernah tahu, pada siapa aku harus mengadu. Setiap detik yang berlalu, seakan selalu memberiku pilihan pada sebuah pemikiran. Apa yang harus aku lakukan, sementara rindu seakan mendobrak tiap pintu yang menjadi pembatas antara hati dan logika.
Andai saja kamu tahu, bagaimana sakitnya menahan rindu. Tak berbentuk, tak dapat dibalut, bagai racun mematikan yang dapat membunuhku kapanpun ia mau. Dan apakah kamu tahu, bahwa hanya kamu yang memiliki penawar dari racun itu.
Kamu, seseorang yang kuperjuangkan didalam doaku. Kamu, lelaki yang sangat aku jaga baik-baik. Dan kamu, satu-satunya nama yang memiliki tempat terindah dihatiku.
Andai saja waktu dapat membisikkan rindu yang dibuatnya. Andai saja angin dapat menyampaikan harapan yang diketahuinya. Dan andai saja kamu tahu, ada satu hati yang selalu mencoba, berusaha sekuat tenaga untuk dapat menjaga dan merangkai setiap waktu yang terjalin dalam sebuah hubungan yang diciptakan antara dua hati dan terpisah oleh jarak.
Tapi ini kisahku. Kisah sebuah penantian yang kubalut dengan doa dan kesabaran. Ini kisahku, tentang cinta yang kuperjuangkan dengan ketulusan. Dan ini memang benar-benar kisahku, sebuah kisah yang aku yakin akan berakhir indah. Bukan karna aku tahu akan masa depan, melainkan aku membiarkan-Nya memproses hatiku dan hatimu untuk menjadi sepasang hati yang sepadan.
Jangan pernah lelah untuk menanti, karna Ia tahu kapan waktu yang tepat untuk hadiah yang diberikan karna sebuah kesabaran. Antara aku dan juga kamu. Antara dua hati yang sedang diproses-Nya agar menjadi satu dalam kesatuan yang abadi. Sekarang, esok, dan seterusnya.
No comments:
Post a Comment