Ternyata mengakhiri bukanlah opsi terbaik yang dapat kita tempuh. Masih tersisa rindu juga gelisah disana. Antara hatiku juga hatimu. Mengakhiri hanya akan menambah rasa perih yang tercipta karna pertahanan ego masing-masing.
Maafkan aku yang awalnya memilih tuk mengakhiri. Maafkan aku yang mencoba tak peduli atas hatimu. Maafkan aku yang hanya memikirkan bagaimana kelak kita harus melangkah. Maafkan aku.
Kini kusadari, Kamu benar. Perkataanmu tepat. "Mengakhiri bukanlah awal dari sesuatu yang indah, By" Ucapmu. Namun aku bersikeras atas ego, demi memagari hati dari rasa sakit atas kehilangan. Lagi-lagi kau ucapkan kalimat yang sempat membuatku sesak "Apa kamu rela, jika suatu saat orang yang berada dekat denganku tak lagi kamu". Kalimat sederhana yang menyadarkanku bahwa aku tak sekuat apa yang sudah kupertimbangkan sebelumnya.
Aku lemah. Aku menyerah. Aku tak ingin lagi berdiri diatas egoku. Aku sadar, sebuah hubungan yang tak harus memiliki kini menjadi nyata. Berada disisimu dengan segala cerita dan bahagiamu kurasa itu cukup. Karna aku tau, ada kalanya kita tak perlu bertanya satu pertanyaan yang sudah jelas kita rasakan sendiri jawaban dari pertanyaan itu.
Kamu ada, untuk mengisi waktuku. Memberiku semangat yang selalu baru. Mengajarkan aku tentang arti sebuah kebahagiaan. Sederhana, sesederhana setiap kata yang hadir untuk bisa membuat kita tersenyum.
No comments:
Post a Comment