Friday 20 September 2013

Pagi, tak selamanya Cerah

Aku tahu, pagi tak selamanya cerah. Atau mungkin malam, yang tak selalu dingin. Tapi itu telah berada diingatanku. Melekat dalam memory dan terekam dengan jelas dalam perputaran vidio kehidupanku.

Tak dapat dengan mudah aku hapus dan menggantinya dengan yang baru. Bagiku, pagi ialah hangatnya sinar sang mentari. Dan malam, adalah sentuhan lembut dari belaian angin yang memelukku dengan mesra.

Sekarang atau nanti, bagiku itu akan tetap sama. Tak ada yang berubah.

Begitupun dengan hidupmu. Apa yang kamu pikirkan, apa yang melekat dalam ingatanmu, maka itu yang berlaku untuk hidupmu.

Kita tak bisa dengan mudah menghapus sebuah Kenangan dan menggantikannya dengan yang baru. Kita juga tak bisa dengan sesuka hati menghapus setiap memory yang sudah terekam dengan baik dalam ingatan kita.

Yang bisa kita lakukan hanyalah memulai sesuatu dengan pemikiran yang baik. Agar kelak, memory yang telah lalu sedikit demi sedikit akan tergeser letaknya oleh memory baru yang kamu ciptakan lebih baik untuk hidupmu kelak. :)

Friday 13 September 2013

Proses Itu, Bernama "Air Mata" !!

Siapapun tahu, bahwa air mata adalah sebagian besar ungkapan sebuah kesedihan. Dalam setiap tetesnya, tersimpan luka yang mungkin diakibatkan oleh goresan pada hatinya. Besar atau kecil goresan itu bukanlah inti masalahnya, melainkan dalamnya luka itu, yang sanggup mengundang setiap tetes demi tetes air mata yang kian mengalir bagaikan anak sungai diantara wajahmu.

Kesedihan, tidak selalu karena cinta pasangan. Kesedihan terberat ialah ketika kita memiliki, namun keadaan memaksa kita untuk bersikap seolah itu bukan milik kita.

Bukankah air mata adalah teman sejati, disaat tak tersedia telinga yang setia dari beberapa teman atau mungkin sahabatmu. Bukankah air mata adalah penawar hati, ketika kesesakan menghimpit dan kita tak tahu harus mengadu pada siapa selain Kepada-Nya. Bukankah air mata awal sebuah senyuman, pada waktu kedua tangan kita menghapusnya dari setiap tetesan di wajah itu.

Lalu, dimanakah letak kesalahan yang telah diperbuat air mata? Sehingga dengan mudah kita menyebutnya sebagai kelemahan? Lantas, dimanakah keadilan yang seharusnya berkata bahwa air mata adalah proses sebuah kebangkitan dari kesedihan? Tidak adakah yang bisa mensyukuri kehadirannya? Tidak adakah yang sanggup merangkulnya dan berkata "ia adalah sahabatku"? Dimana keberanian yang tiba-tiba saja muncul untuk mengundangnya hadir di wajahmu? Semua jawaban itu ada dihatimu. Didalam dirimu.

Jangan pernah menahannya untuk menetes diwajahmu. Jangan perna berpura-pura tegar dengan tak mengakui kehadirannya dalam hari-harimu.

Tapi bijaksanalah untuk bisa berkata, "air mata itu terjatuh untuk menjadi guru dalam sebuah proses kehidupan yang sedang kulalui". Setelah itu, hentikan setiap tetesannya, dan tersenyumlah dalam semangat yang baru.. :)

Thursday 12 September 2013

Yang Terbaik, Bukanlah yang Baik Menurutmu

Tidak pernah ada seorang pun yang senang untuk sebuah Penantian. Menunggu dalam kurun waktu yang mungkin tidak ditentukan kapan akan berakhir. Semua itu membosankan, bahkan bisa saja itu menjadi satu bom waktu akan sebuah pemberontkan didalam diri.

Tapi, bukankah Tuhan lebih menyukai orang-orang yang bisa menanti dalam kesabaran. Orang-orang yang hanya menggantungkan harapannya pada satu tempat, satu pemilik nama diantara puluhan ribu nama yang ada di dunia. Pada-Nya, pada Allah yang kekal.

Hanya saja terkadang kita lebih memilih untuk berada pada zona teraman tanpa mau mengambil resiko untuk sebuah penantian. Apa yang diberikan-Nya hari ini memang harus kita syukuri, tapi bukan berarti kita harus berhenti menanti.

Ujian-Nya tak hanya datang dalam sebuah kesusahan, bahkan apa yang menurut logikamu baik, itu adalah ujian yang sebenarnya sedang Ia tujukan untukmu.

Jangan pernah puas untuk sesuatu yang belum Ia tetapkan "Terbaik Untukmu", tapi cobalah tanyakan lebih dulu Kepada-Nya "Apakah ini yang Menurut-Nya terbaik untukku?" Jika memang ya, jaga itu baik2, syukuri dan jangan pernah biarkan egomu merusaknya.