Wednesday 16 July 2014

Kisah ini Kuberi Nama Harapan

Berawal dari waktu yang mempertemukan dua hati yang tidak saling mengenal. Membuatnya menjadi satu bagian untuk saling melengkapi. Seperti puzzle yang menemukan potongannya dan menjadi utuh. Atau bagai senja, yang ternoda jingga hingga membuatnya semakin indah. Itulah aku dan kamu, yang kini seakan menjadi keutuhan diantara bagian demi bagian kekurangan dan kelebihan yang kita miliki.

Mereka bilang kau adalah sosok yang sempurna. Selalu berhasil menciptakan senyuman disetiap harinya. Menghadirkan kebahagiaan, seolah ia adalah tamu teristimewa ditiap waktu yang terisi oleh kerinduan karna diuji oleh jarak. Dan itu nyata, ketika kau mulai mengetuk sebuah pintu menuju ruang hatiku.

Bagiku, bukan hanya tentang kelebihan atau keindahanmu. Tapi aku ingin, kau menjadi bagian dalam kesempurnaan yang tercipta ketika kita saling mengisi celah yang selama ini sempat kosong.

Sepakat untuk saling melengkapi, berjanji untuk saling menjaga, dan berusaha untuk selalu mengerti. Bukankah kisah ini terjalin tidak hanya sementara. Ketika waktu berkata, tibalah saatnya untuk meredam ego.

Kuharap kamu adalah yang terakhir. Bukan sebagai awal, melainkan penutup. Bukan tentang menunggu, tetapi ketika kita sepakat untuk terus berjalan bersama.

Tak banyak yang kuharapkan darimu. Jadilah pemimpin yang patut untuk diteladani. Yang selalu bisa dengan sempurna menyajikan kebahagiaan dalam nasihat yang terucap. Menjadi sosok yang sanggup menegur dengan lembut, dan arahan yang berlandaskan kasih sayang.

Jadilah pemimpin hidupku. Bukan hanya sebatas raga, melainkan jiwa yang kelak akan selalu bersama dalam sebuah keabadian.

Mengagumimu, Mengajarkan Aku untuk bisa Tahu Diri

Aku tahu, semua berbeda. Baik kau, ataupun aku. Kau pernah bilang, mengapa baru sekarang kita bertemu? Sebuah pertanyaan sederhana yang selalu aku ingat ketika aku mengagumimu.

Sosokmu seakan menjadi idola baru bagiku. Ingin rasanya semakin dekat denganmu. Seakan tak ada jarak yang menegaskan bahwa kita tak akan pernah bersama.

Namun apa daya, rasa itu muncul tiba-tiba. Menyeruak kepermukaan hati dan berdiam disana. Tapi kamu tenang saja, aku cukup tahu diri. Tentang bagaimana dan apa yang harus aku lakukan. Aku tak ingin menyakiti perasaanmu. Aku tak sejahat mereka, yang mungkin pernah membuatmu harus memilih dua hal yang kau sayangi. Aku akan belajar untuk tersenyum ketika kau bahagia. Walau aku tahu, rasanya itu sangat perih. Tapi aku akan belajar. Belajar untuk bisa tersenyum bersama-sama denganmu.

Jangan salahkan waktu, ketika kita rasa ia bersikap tak adil. Mungkin ia hanya ingin mengajarkan sebuah arti ketulusan. Atau mungkin ia hanya ingin menciptakan sebuah kenangan indah.

Kamu, mungkin hanya pelangi dalam hidupku. Yang datang dengan sejuta keindahan warnanya, dan akan menghilang dengan perlahan tapi pasti.

Terimakasih, untuk sebuah perkenalan yang singkat. Untuk sebuah sosok idola yang kau selipkan diantara waktu. Dan juga untuk setiap kata yang pernah terucap.

Doaku, yang terbaik bagi kebahagiaanmu.

Thursday 10 July 2014

Gaza.. Doaku Untukmu

Gaza.. Kota yang kini bersimbah darah. Disanalah air mata seakan menjadi hujan ditiap harinya. Jeritan dan isak tangis terdengar pilu. Erangan rasa sakit seakan menyayat hati. Kesedihan seorang anak yang menangis dalam pelukan ibunya, air mata seorang ayah yang kehilangan istri dan anaknya.

Tuhan, aku tak mengerti apa yang terjadi, tapi mereka ciptaan-Mu.
Yang aku tahu, Kau begitu menjaga apa yang menjadi milik-Mu..

Tuhan, ampunilah setiap dosa yang mereka lakukan. Agar Kasih-Mu dapat kembali mereka rasakan. Jangan biarkan darah itu mengalir lebih deras lagi. Jangan izinkan tanah itu mengubur lebih banyak lagi. Biarkan mereka tersenyum dalam kelegaan. Izinkan mereka mengucap syukur dalam sukacita.

Aku tahu Engkau sangat menyayangi mereka. Aku tahu tak sekalipun Engkau akan meninggalkan mereka. Kasih-Mu terlalu indah hanya untuk sebuah kekecewaan. Kuatkan mereka untuk melalui Ujian-Mu saat ini. Lapangkan hati mereka, ketika apa yang terjadi membuatnya rapuh. Topang mereka ketika kesedihan menjadi naungan mereka hari-hari ini.

Tuhan, rasanya sesak hatiku ketika melihat banyak balita yang kehilangan orang tuanya. Perih rasanya, saat tahu bahwa anak-anak itu harus menangisi setiap waktu yang menjadi pertaruhan hidupnya.

Aku memanglah bukanlah siapa-siapa, dan aku tak mengetahui apapun yang terbaik bagi mereka. Namun aku masih memiliki mulut untuk berdoa, biarkan Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk sesuatu hal yang baik. Untuk sebuah kebahagiaan setelah air mata. Juga Sukacita setelah habis masa dukacita.

Kuserahkan kota itu dalam tangan-Mu.
Terjadilah apa yang menjadi Kehendak-Mu.
Hanya saja jika aku boleh meminta, percepatlah waktu ini
Agar tak ada lagi isak tangis dan air mata disetiap waktunya..

Saturday 5 July 2014

Bintang itu,. Kau Beri Nama "Cinta Kita"


Langit malam ini terlihat tidak seperti biasanya. Ratusan bintang seakan bekerja dengan sempurna, menghiasi setiap sudut malam dengan sinar yang tak kalah indah dengan angkasa. Angin menyapaku dengan sangat lembut, memainkan setiap helai rambut yang kubiarkan terurai bebas dibahuku. Semua ini seakan selalu mengingatkanku akan hadirmu. Akan sosok laki-laki yang selama ini berhasil menghadirkan ribuan rindu dihatiku. Seakan ingin berkata, bertanya apakah kamu tahu, aku disini merindukanmu? Menginginkan hadirmu disisiku, disini disampingku malam ini.

Apa kamu mencintaiku?” 

“Apa kamu masih tak mengerti, seperti apa cinta yang seharusnya membuatmu yakin bahwa aku ada disini karna cinta”

Siapkah kamu jika suatu saat kita akan terpisah? Siapkah kamu, jika nanti aku harus berada jauh darimu? Sanggupkah kamu jika suatu saat aku tak bisa menemanimu ketika rindu mulai menyeruak kepermukaan hatimu? Sanggupkah?”

Iya aku sanggup, aku sanggup walau nanti harus terluka karna menahan rindu. Aku sanggup walau kelak akan merasa iri pada mereka yang sengaja memadu kasih saat kau tak disisiku. Aku sanggup, karna aku yakin cintaku akan sangat sanggup membuatku kuat melalui semua itu”

“lihatlah bintang itu, bintang yang bersinar paling terang diantara semua bintang yang ada. Rasakan cahayanya, akui keberadaannya. Karna kelak, bintang itu akan kuberi nama Cinta Kita. Karna disanalah tatapan kita menyatu, dan disana pulalah kita akan sanggup merasakan kehadiran cinta yang tertanam dalam hati”

Semua perkataan itu masih sangat teringat jelas dipikiranku, tertanam dalam memory ingatanku dan tumbuh diantara sudut hatiku. Semua terasa nyata dan mulai berada dekat denganku. Dengan rindu yang kau selipkan ketika jarak mulai menjadi alasan mengapa bintang kau beri nama cinta kita.

Tahukah kamu, rindu itu kini telah tumbuh dewasa. Semakin hari, ia semakin mengerti bahwa kehadirannya sangatlah berarti. Ia tumbuh dengan cepat, setelah jarak mulai memberinya ruang dengan bebas dihatiku.

Tak banyak yang dapat kulakukan. Memandang “Cinta Kita” adalah opsi terbaik ditiap malamku. Berharap kau pun akan melakukan hal yang sama. Berharap ia akan sampaikan ribuan kata yang selalu kuungkapkan padanya. Untukmu, yang dipisahkan jarak dan waktu dariku. Untuk kita, yang hingga saat ini masih setia dan terjaga diantara doa malam yang selalu dipanjatkan dalam kerinduan.

Untuk setiap malam yang terlewatkan dalam sebuah harapan. Untuk setiap waktu yang berlalu diantara doa dan air mata. Juga untuk ribuan kata yang dipanjatkan dalam sebuah kerinduan dan ketulusan hati ditiap malamnya.

Untuk kita, untuk Cinta Kita yang selalu bersinar diantara mereka yang memiliki keindahan. Biarlah waktu menguji ketulusan yang kita miliki, biarlah jarak menguji kesabaran kita saat ini. Hingga nanti tiba saatnya waktu akan berkata, inilah akhir sebuah penantian. Dimana Ia akan memberikan hadiah terindah untuk kita, untuk Cinta Kita. Kamu, dan Aku, menjadi satu dalam Cinta Kita.