Sunday 23 March 2014

Kaulah Alasanku Ada

Begitu banyak Kesempatan yang telah kulewatkan begitu saja. Berjalan sendiri atas keinginan hati, dan aku tau semua itu percuma.

Berulang kali aku terjatuh. Namun Kau tetap setia menopang dan memelukku. Begitu indah Kasih-Mu, hingga aku lupa bahwa aku telah menyakiti-Mu.

Maafkan aku, jika aku selalu berjalan bersama egoku. Ampuni aku, jika aku tak pernah mendengar apa yang Kau katakan. Izinkanku untuk tetap bisa berjalan bersama-Mu. Saat ini dan selamanya.

Jangan biarkan aku sendiri lagi. Tegur aku, jika kenakalanku terlalu menyakiti-Mu. Bimbing aku, agar aku semakin mengenal apa yang Kau inginkan.

Karna hidupku untuk-Mu. Cintaku kupersembahkan kepada-Mu.

Biarlah hanya rencana-Mu yang ada atas hidupku. Biarlah hanya jalan-Mu sajalah yang kutapaki. Jangan pernah tinggalkanku walau hanya sedetik dalam putaran waktu. Kaulah nafasku. Kaulah hidupku. Dan Kaulah alasan mengapa aku berada didunia ini.

Saturday 22 March 2014

Segurat Kerinduan

Aku hanya bisa menatapnya. Menyapu bersih apa yang ada dihadapanku. Indah. Namun tak seindah ruang hati ini. Ada yang kosong disana, seakan kehilangan. Seakan merindukan sesuatu.

Jingga itu berangsur menguasai angkasa. Setiap sudutnya terlihat menawan. Berpadu dengan biru yang menjadikannya violet. Dan aku masih disini. Diantara rasa yang aku sendiri tak mengerti. Mungkinkah rindu, atau hanya sekedar kagum. Yang pasti rasa ini membuatku sesak dan meneteskan air mata.

Entah dimana kamu berada. Entah apa yang sedang kamu lakukan. Aku hanya ingin tau kabarmu. Aku hanya ingin mendengar suaramu. Salahkah aku jika semua itu menjadi kerinduanku? Salahkah aku, jika senja selalu mengingatkanku padamu? Pada satu janji yang kita sebut Takdir. Pada satu harapan yang kita namai Kerinduan.

Sadarkanlah aku jika jingga menyeretku pada kenangan bersamamu. Sentuh wajahku, jika aku mulai berangan itu menjadi nyata. Sama seperti dulu, saat kau memelukku diantara jingga. Menyebutnya cinta dan membawanya dalam doa.

Aku rindu. Dan aku benar-benar rindu. Satu kenangan yang tercipta begitu saja. Tanpa rencana. Tanpa persiapan. Tanpa sebuah tempat. Dan kini, kenangan itulah yang menguasai waktu. Menjadikannya raja dalam wadah bernama Hati.

Thursday 6 March 2014

Pilihan

Tuhan..
Disaat mereka sibuk mencari tahu tentang dia,
Aku hanya ingin menyibukkan mulutku untuk mendoakannya

Tuhan..
Ketika ia terlalu banyak memiliki orang yang menyayanginya,
Aku memilih diam diantara doa malam yang kutujukan Kepada-Mu

Tuhan..
Apabila kelak semua orang meninggalkannya,
Aku akan memilih untuk tetap tinggal dan mendukungnya.

Jika tak ada lagi hati yang memujanya,
Aku akan meminta kepada-Mu agar Engkau mengangkat derajatnya

Tuhan..
Jangan biarkan ia terluka
Jangan izinkan kesedihan menyapa harinya
Bukankah doaku selalu demikian

Biar hanya aku yang menunggu
Biar hanya aku yang berharap
Satu kebahagiaannya, dengan atau tanpaku

Yang aku tau,
Rencana-Mu akan selalu indah bagi hidupku

Dan ini pilihanku
Pilihan diantara seribu hati yang memujanya
Pilihan dari semua waktu yang kupakai untuk mendoakannya

Satu pilihan untuk terus mendukungnya didalam doaku..

Wednesday 5 March 2014

Bahagia Itu Sederhana

Ternyata mengakhiri bukanlah opsi terbaik yang dapat kita tempuh. Masih tersisa rindu juga gelisah disana. Antara hatiku juga hatimu. Mengakhiri hanya akan menambah rasa perih yang tercipta karna pertahanan ego masing-masing.

Maafkan aku yang awalnya memilih tuk mengakhiri. Maafkan aku yang mencoba tak peduli atas hatimu. Maafkan aku yang hanya memikirkan bagaimana kelak kita harus melangkah. Maafkan aku.

Kini kusadari, Kamu benar. Perkataanmu tepat. "Mengakhiri bukanlah awal dari sesuatu yang indah, By"  Ucapmu. Namun aku bersikeras atas ego, demi memagari hati dari rasa sakit atas kehilangan. Lagi-lagi kau ucapkan kalimat yang sempat membuatku sesak "Apa kamu rela, jika suatu saat orang yang berada dekat denganku tak lagi kamu". Kalimat sederhana yang menyadarkanku bahwa aku tak sekuat apa yang sudah kupertimbangkan sebelumnya. 

Aku lemah. Aku menyerah. Aku tak ingin lagi berdiri diatas egoku. Aku sadar, sebuah hubungan yang tak harus memiliki kini menjadi nyata. Berada disisimu dengan segala cerita dan bahagiamu kurasa itu cukup. Karna aku tau, ada kalanya kita tak perlu bertanya satu pertanyaan yang sudah jelas kita rasakan sendiri jawaban dari pertanyaan itu.

Kamu ada, untuk mengisi waktuku. Memberiku semangat yang selalu baru. Mengajarkan aku tentang arti sebuah kebahagiaan. Sederhana, sesederhana setiap kata yang hadir untuk bisa membuat kita tersenyum.

Relakanlah

Pernah ada cinta
Pernah ada sayang
Pernah ada rindu dibalik jarak yang ada

Kini semua hilang
tak ada lagi kisah bersama
Semua musnah seiring waktu

Relakan aku pergi
Jangan tanya kemana langkahku
Mungkin ini yang terbaik

Biarkan berlalu
Kisah yang pernah ada dihati
Aku tak bisa lagi disisimu

Relakan aku pergi
Mungkin ini takdir kita
Saling mencinta tanpa bisa memiliki

Sudahi Saja

Aku diam bukan berarti menyerah
Aku diam bukan berarti tak peduli
Aku hanya ingin melupakan sejenak

Semua yang sudah terangkai
Tersusun rapi dalam wadah bernama hati
Kuingin melepas dan lupakan

Jangan salahkan waktu pertemukan kita
Jangan salahkan cinta yang terselip dalam jarak yang pernah ada
Salahkan aku yang tak bisa menjaga rindu untuk tetap diam disana

Aku hanya ingin tinggalkan cinta
Aku hanya ingin sudahi rasa
Aku hanya hanya ingin pergi lupakan semua

Bayangmu meracuni imajiku
Hingga harapan itu kini ada
Menginginkan apa yang tak seharusnya

Cukup..
Ku tak ingin lagi terjebak semakin dalam
Terperosok dalam jurang cinta yang kita buat

Sudahi saja kisah ini
Biarlah hanya namamu yang ada dihati
Walau jiwa kian menyatu dalam doa

Aku pergi
Bukan untuk menyerah
Namun karna aku tau, semua itu tak mungkin terjadi

Monday 3 March 2014

Perjalanan

Sejauh ini aku bahagia
Mengisi waktu oleh cerita kita
Melukis senja dengan ribuan kata indah

Kamu..
Sosok asing yang tak kupahami sebelumnya
Lancang merobohkan pertahananku
Mendobrak setiap keangkuhan cinta yang telah ada

Bukan dengan kata manis kau menghampiriku
Bukan juga banyak puisi kau berikan untukku
Satu nasihat kecil arti sebuah ikatan

Ketika aku dan kamu menjadi kita
Dan mereka menjadi bagian kebahagiaan
Kau bilang, itulah waktunya

Satu buah ikrar suci didepan altar
Mengikat janji sehidup semati

Walau kini kita terpisah waktu
Namun doa akan tetap menyatu
Ucapmu, kuanggap itu janjimu

Sunday 2 March 2014

Tegurlah Jika Itu Salahku

Rindu itu belgelayut manja dihatiku. Seakan terus membebaniku untuk bisa memahaminya. Mendesakku dalam waktu yang mereka bilang Proses.

Ah, andai saja semua sejalan. Mungkin tak sesulit ini. Tapi bagaimana mungkin, dia saja tak pernah merasakannya. Hanya aku yang selalu disibukkan oleh perasaan demi perasaan yang semakin hari semakin menguji adrenalinku.

Aku tak cukup kuat untuk menahan rindu. Dan aku tak cukup cerdas untuk bisa berhasil menutupinya. Pastinya kamu tau. Hanya saja kamu pura-pura tak melihatnya. Dia nyata disini, disetiap debar jantungku saat mulai berbicara denganmu. Disela nafasku yang memburu seakan aku terlalu lelah berlari. Ya, berlari mengejar satu harapan atas hatimu.

Berapa lama lagi kau uji aku dalam kerinduan ini. Berapa banyak lagi doa yang kau harapkan terucap untukmu. Tak cukupkah selama ini aku berkata bahwa aku sudah lelah. Lelah menunggu satu jawaban yang aku pun ragu tuk mendengarnya. Lelah tuk menanti jalan Tuhan yang memberiku kesempatan tuk bisa bersamamu.

Mungkin kau memang bukan tulang rusukku. Atau aku hanyalah sebagian kecil wanita yang berharap menjadi pendampingmu. Tapi apa salah jika aku memperjuangkan hatiku. Apa salah, bila semangatku mulai membatu tuk bisa mendapatkan waktu bersamamu. Salahkah semua itu?

Salahkah waktu yang mempertemukan kita? Salahkah keadaan yang memperkenalkan kita? Atau.. salahkah aku yang kini mulai cemburu melihat ragamu dimiliki mereka? Tegur aku jika semua itu kesalahanku.

Karna yang aku tau, selama ini aku mencintaimu dalam diam dan doaku. Dalam keluh kesah kepada Tuhanku. Dalam air mata yang menetes saat ku mengadu rindu kepada-Nya. Dan juga dalam harapan pada waktu yang sudah lebih dulu memberi ruang agar rindu hadir disana.

Hanya Itu

Aku disini dalam diamku
Mengamati semua kagum yang mereka berikan
Kamu, alasanku bertahan

Entah harus tersenyum atau menangis
Yang pasti debar rasa itu semakin nyata
Aku terdiam dalam bimbangku

Bukan untuk menjauh
Bukan juga untuk meninggalkanmu
Hanya saja, siapa aku diantara mereka

Satu jawaban yang tak pasti
Hanya rangkaian kata yang tertuju
Walau kutau untukku, aku ragu

Jika saja semua benar,
Debar rasa ini tak percuma

Hanya diamku dalam malam
Hanya namamu dalam doaku
Dan hanya itu yang kini kulakukan..