Wednesday 10 December 2014

Tentang Jingga

Ketika aktivitas mulai menyita semua waktu dan pikiran yang kumiliki, ada sesuatu yang tersisa disana. Satu ruang kecil yang berisikan sebuah cerita. Tentang Hati. Tentang Penantian. Tentang Rindu. Juga tentang sebuah Harapan. Dimana mereka hanya dapat terdiam, menunggu hingga saatnya tiba yang entah kapan terjadi.

Teringat satu nama yang kusebut dalam sebuah cerita yang kuutarakan kepada Tuhanku. Ia bukanlah sosok laki-laki yang sempurna. Ia manusia yang juga dapat melakukan kesalahan. Nama itu adalah nama yang selalu kutulis dalam lembaran jingga ditiap senjaku. Ia yang juga mengajariku banyak hal tentang hidup dan ketulusan. Sekali lagi, ia bukanlah malaikat. Ia hanya manusia biasa.

Puluhan senja kulalui dengan memandang lembaran jingga yang kulukis dalam satu ingatan. Cerita tentang masa depan, tentang kisah yang belum sempat dimulai, atau hanya sekedar kisah tentang indahnya menghabiskan senja dengan ditemani dua cangkir kopi dan pembicaraan ringan yang kemudian dapat membuat kita saling tertawa.

Bahagia memanglah sederhana. Sesederhana setiap kata yang hadir untuk bisa membuatmu tersenyum. Sangat sederhana, sehingga seringkali kita lupa untuk mensyukurinya.

Jika bahagia itu sederhana, begitupun dengan kecewa. Kekecewaan terkadang datang dari satu hal sederhana. Yang tersimpan. Yang tak diungkapkan. Juga yang tak pernah memiliki awal untuk mengakhiri.

Namun sayangnya, WAKTU bukanlah satu hal sederhana yang dapat dipermainkan begitu saja. Ia berharga. Karna ia, kenangan ada. Karna ia, bahagia tercipta. Dan karna ia, kecewa dapat dirasakan.

Hargailah waktu yang kini ada untukmu. Karna seseorang dapat saja pergi kapanpun ia mau. Dan Hati adalah ruang sakral yang tak dapat disinggahi begitu saja oleh banyak orang. Jadi mengertilah..

Tentang Cinta ini. Tentang Kisah ini. Tentang Kesabaran dan sebuah Penantian akan satu Harapan yang entah kapan akan terwujud. Biarlah hanya Tuhanku yang tahu. Apa saja yang telah kubicarakan dengan-Nya. Siapa saja yang kusebut namanya dalam setiap doaku. Dan kapan waktu yang kuharapkan hadir untuk membayar lunas semua ini dengan Kebahagiaan.

Yang aku tahu, Tuhanku akan selalu memberikan yang terbaik bagiku. Walau Ia harus mengambil sedikit bagian dari Kebahagiaanku saat ini, aku yakin Ia sanggup membayar Lunas semua itu dengan Kebahagiaan yang tak pernah kupikirkan sebelumnya.

Silahkan pergi, namun jangan pernah berharap untuk dicari. Karna Waktu telah menetapkan satu langkah dalam hidupmu. Baik dan buruknya adalah satu bagian yang tak dapat dipisahkan. Dan akan menjadi sempurna jika dapat kita syukuri dengan hati yang tulus.


Sunday 16 November 2014

Desire

Aku wanita yang memiliki banyak impian. Imajiku bekerja lebih cepat jika berbicara tentang impian. Kadang aku berfikir, mungkin indah jika apa yang kita inginkan, apa yang kita bayangkan dapat berlajan seiringan dengan kenyataan yang ada. Tapi aku sadar, aku tak bisa memaksakan apa yang aku inginkan.

Contohnya seorang pasangan yang menurutku indah. Aku tak menginginkan pasangan yang sempurna. Karna jika dia sempurna, lantas apa gunanya aku berada disisinya? Tak lebih dari hanya sebagai penghias, dan bukan pelengkap.

Jika Tuhan berbaik hati mengabulkan keinginanku, aku ingin memiliki seseorang yang dapat membimbingku. Menjadikan aku lebih dekat kepada-Nya. Membuatku lebih bersyukur karna telah dijodohkan dengannya. Dan memberikan aku sebuah kebahagiaan demi kebahagiaan yang mungkin tercipta dimasa-masa sulit yang sedang dihadapi.

Aku tak menginginkan hidup lurus tanpa masalah. Aku hanya memohon, tetap dampingi aku hingga aku berhasil melewati setiap masalahku dan tampil sebagai pemenang.

Bukankah lebih indah, ketika kita menghadapi sebuah ujian hidup, ada seseorang yang berkata "Kita selesaikan sama-sama ya". Bagiku itu adalah satu kalimat sempurna yang dapat memberikan sebuah rasa yang tak dapat diungkapkan oleh kata-kata.

Aku tahu, Tuhan akan memberikan apa yang kita butuhkan. Tapi tak ada yang salah ketika kita mengungkapkan apa yang menjadi keinginan kita kepada-Nya. Jadikan Tuhan sebagai sahabat yang selalu diajak bicara, yang dapat menjadi tempat bercerita, juga sebagai ayah yang dijadikan tempat mengadu dan meminta.

Ketika aku terjatuh, aku tahu aku tidak sendiri. Ada banyak cara Tuhan untuk menunjukkan kepadaku bahwa Ia ada. Ia peduli.

Tuhan, aku tahu ada proses yang harus aku lalui untuk menjadi seorang pemenang. Jika Kau memperbolehkan aku untuk memohon dan mengabulkan keinginanku, aku ingin melewatkan semua proses hidupku dengan dia yang Kau pilihkan untukku.

Lebih cepat dipertemukan, agar dapat lebih lama menghabiskan waktu bersamanya. Hanya itu.. :)

Tuesday 11 November 2014

The Power Of Love (Part 3)

Hari ini aku belajar untuk tidak menangis. Untuk dapat kuat dan menatap takdirku didepan. Sesaat aku berhasil. Tersenyum bersama mereka yang sangat menyayangiku.

Sepertinya aku bahagia. Mereka mengucapkan itu berulang didepanku. Dan aku hanya dapat tersenyum. Terlihat seolah mengiyakan apa yang mereka pikirkan.

Ya, aku memang tersenyum. Aku memang terlihat bahagia. Tapi tidak hatiku. Ada air mata yang tertahan disana. Disetiap waktu atas kenangan yang melintas dalam benakku.

Aku berjuang menahan sedihku. Sekuat tenaga tak kubiarkan air mata menetes disana. Dihadapan mereka yang rindu akan kebahagiaanku.

Salahkah aku jika aku menipu hatiku. Bukan untukku, tapi demi mereka. Aku ingin mereka bahagia. Tak kuasa jika aku harus melihat air mata membasahi wajah mereka. Aku terlalu naif untuk dapat berkata "Aku baik-baik saja".

Dan kini aku sendiri. Disudut jendela yang terbuka. Memandang langit biru. Memutar kembali kenangan yang pernah ada. Aku masih disini, aku tetap disini. Bersama hembusan angin yang pernah mendengar janji kita. Bersama langit biru yang menjadi saksi kesetiaan kita. Aku tetap disini, dengan air mata yang masih tertahan.

Mungkinkah bahagia yang kau rasakan disana? Ataukah tawa canda yang mengisi setiap waktumu?

Bukan aku tak dapat melupakanmu. Bukan aku tak sanggup hidup tanpamu. Aku bisa saja dengan mudah beralih pada hati yang lain. Hati yang akan selalu menjauhkanku dari air mata. Hati yang mungkin takan memberiku luka sedalam ini.

Tapi aku tak mau. Aku tak kuasa menghancurkan harapanku begitu saja. Ia ada, ia hidup didalam hatiku. Setiap waktu didalam doaku, ia berkata ini proses. Haruskah dengan mudah kuhancurkan keyakinannya. Atau menguburnya lebih dalam dari luka yang saat ini ada?

Entahlah, yang aku tahu ia masih berkuasa. Ia masih memegang kendali hidupku. Ia adalah Harapanku. Harapan yang sempat kau sia-siakan. Dan mungkin akan sangat dirindukan ketika penyesalan mulai menyapamu dengan manja.

Monday 10 November 2014

The Power Of Love (Part 2)

Jika kau tahu arti sebuah waktu, mungkin saja tak akan ada lagi penantian yang sia-sia.

Aku tahu, perlu waktu untuk memahami sesuatu. Seperti senja yang paham bahwa indahnya harus digantikan oleh malam. Atau pelangi yang harus dengan rela menghilang ketika mentari mulai bercahaya kembali. Tapi aku wanita, yang mencintaimu karna hati. Bukan logika semata yang mengajarku tentang arti sebuah cinta.

Hatiku terlalu lemah jika harus terus menerus kau uji dengan sikapmu. Ia mudah terluka, tapi ia pun sanggup menahan sakit.

Jangan karna ia kuat, lantas kau dapat memberinya luka kapanpun kau mau. Hargai ia. Jika kau tak dapat menempatkan bahagia pada tiap sudut dan ruangnya, setidaknya janganlah kau terus tancapkan pisau untuk melukainya.

Ia alasan aku tetap bertahan. Berjuang karna keyakinan dan ketulusannya. Ia mendorongku untuk tetap bersikap baik padamu. Pada orang yang sejauh ini pernah menitipkan luka yang dalam padanya.

Ia tak membencimu. Bahkan ia menunggumu. Ia tak ingin melukaimu, ia hanya ingin memberikan bahagia untukmu. Apa yang ia lakukan, apa yang ia berikan, dan apa yang ia doakan. Semua hanyalah demi bahagiamu. Sadarkah kamu?

Aku tak dapat melawannya, karna ia berkuasa atas hidupku. Jika kamu ingin mengerti dia, simpanlah dalam-dalam logika yang kau miliki. Pakailah hatimu untuk memahaminya.

Karna hati akan dapat dimengerti kembali oleh sebuah hati. Bukan logika.

The Power Of Love (Part 1)

Bisikkan angin disore hari, mengusik kedamaian hati. Entah darimana aku harus memulai. Seakan kehilangan separuh nyawaku. Hampa yang kurasa, khawatir yang selalu melanda. Kamu yang menjadi pegangan hidupku, kini entah kemana. Akankah cinta bertahan dan terus menopang? Sebuah hati yang selalu mendesak untuk tetap memiliki. Aku membutuhkanmu.

Kamu dimana? Apa yang terjadi? Aku wanitamu, sadarkah itu? Hatiku terlalu sesak dengan prasangka yang ada. Jangan tanya darimana aku tahu, ketahuilah bahwa kamu adalah lelakiku.

Hatiku berkata untuk tetap bertahan. Berjuang demi sesuatu yang kuyakini. Ini adalah proses.

Huft... Seakan tarikan nafas saja terasa sangat berat. Tahukah kamu? Ingatkah kamu? Ada hati yang menunggumu. Ada jiwa yang memperjuangkanmu. Sadarkah kamu?

Air mata yang menetes, lantunan nada bahagia yang kini terdengar sangat memilukan. Ketahuilah, aku menunggumu. Aku membutuhkanmu.

Dengan cara apa lagi harus kukatakan. Kekuatan cinta ini seakan semakin hebat. Walau luka yang tergores semakin dalam, ia tetap bertahan. Ia tetap berjuang. Demi bahagianya, demi apa yang ia yakini adalah takdirnya.

Mengertilah, pahamilah, tak mudah untuk bertahan. Tak gampang untuk berjuang. Tertatih dan tersenyum diatas luka. Demi apa, demi siapa? Demi satu keyakinan akan sebuah kebahagiaan.

Bersamamu, bersama keyakinan yang telah terbangun. Walau kadang angin menghempasnya dan meratakannya. Tak mengapa, karna ia kuat. Dan ia akan terus bangkit demi memperjuangkan cintanya. Untuk kita, aku dan kamu. Kebahagiaan kita, ya.. Kita

Saturday 1 November 2014

Untukmu, Keinginanku..

Aku mengagumimu bukan karna siapa orang yang ada dibelakangmu. Aku mengagumimu bukan karna jabatan yang dipercayakan kepadamu. Dan aku mengagumimu bukan karna paras yang kau miliki saat ini. Tetapi aku mengagumimu karna satu pribadi yang kau miliki.

Aku tak butuh kekuasaanmu. Aku tak tertarik pada semua materi yang kau punya. Aku tak bermimpi untuk bisa memilikimu. Aku hanya ingin jadi sahabatmu. Seseorang yang dapat berbicara dan bertukar pikiran secara leluasa denganmu.

Mungkin, mereka bilang ini mimpi yang terlalu tinggi. Atau mereka pikir aku sudah gila. Tapi yang aku tau, selalu ada celah dan jalan untuk sebuah niat yang baik.

Aku tak akan mengganggu. Aku pun tak ingin mengusik setiap urusan pribadimu. Namun, izinkan aku untuk menjadi pendengar yang baik bagimu.

Tak banyak inginku, berteman dan bersahabat denganmu itu sudah cukup. Bukankah suatu saat kita membutuhkan seorang sahabat, walau hanya untuk sekedar berbicara dan tertawa bersama? Kuharap akulah orang yang beruntung yang bisa menjadi sahabatmu.. :)

Thursday 30 October 2014

Kesuksesan Sejati Ialah Hidupmu

Sukses!!! Satu kata yang menjadi impian banyak orang. Bukan hal yang mudah untuk bisa mengantongi kata itu dengan sempurna. Dan juga bukan hal yang sulit, untuk bisa meraih dan mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan.

Banyak harga yang harus dibayar untuk menembus satu kesuksesan yang diidam-idamkan. Jika kebanyakan orang memilih jalan pintas untuk mencapai kesuksesannya, alangkah baiknya jika kita belajar dari hal kecil secara perlahan tapi pasti.

Kesuksesan yang sebenarnya bukan terletak dari berapa banyak harta yang kamu miliki. Atau, berapa triliun uang yang ada pada tabunganmu. Kesuksesan yang sesungguhnya ialah terletak pada dirimu sendiri.

Ketika kamu berhasil melewati proses demi proses hidup yang mungkin tidak banyak orang dapat melaluinya, itu sudah menjadi satu kesuksesan yang kamu raih dalam hidupmu. Mulailah untuk merubah pandanganmu sedikit lebih baik. Bukan hanya berbicara tentang materi yang kamu miliki, tapi cobalah ingat kembali apa yang berhasil kamu raih dan menangkan dalam perjalanan hidupmu.

Jika kamu dapat meraih kesuksesan terbesar didalam hidupmu, jangan pernah takut untuk hidup kekurangan. Karna harta terbesar yang ada didunia ini ialah ketika seseorang dapat menjalani hidupnya tanpa sebuah beban yang berarti. Melalui setiap waktu dan menikmatinya. Bukan menghabiskan waktu dengan memikirkan hal-hal yang menjadi ketakutannya.

Harta dapat dicari, tetapi kesuksesan yang abadi tidak semua orang dapat memilikinya.

Tanyalah hatimu, sudah sukseskah kamu menjadi insan dengan tujuan hidup yang sama dengan apa yang menjadi tujuan Tuhan menciptakanmu didunia ini? Jika belum, masih banyak waktu untuk memperbaikinya. Dan tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki yang salah didalam hidupmu, selama nyawamu belum diangkat dan dipisahkan dari ragamu. Gbu.. :)

Satu Proses Bernama Rasa Syukur

Tuhan, entah darimana aku harus memulai. Rasanya sesak, seakan tiba-tiba saja aku tak bisa bernafas. Ingin rasanya aku memiliki ketegaran yang dicontohkan batu karang dilautan sana. Tapi aku wanita, yang dengan mudah bermain dengan perasaan. Yang dengan sempurna mengedepankan hati dibanding logikaku.

Ini masih tentang dia. Seseorang yang Kau izinkan hadir disetiap waktuku. Pribadi yang Kau utus sebagai panutanku. Dia, yang dengan sempurna dapat menembus setiap pertahananku dan leluasa masuk hingga menjadi raja didalam hatiku. Aku menyayanginya. Tulus, tanpa imbalan apapun.

Tapi aku manusia, yang juga ingin dicinta oleh orang yang kucinta. Aku tak ingin menjadi seorang munafik yang berkata tak butuh cinta dan hatinya. Aku ingin hidup bersamanya. Dengan restu dan juga dalam rancangan-Mu.

Bahagia karena Kau yang menyatukan. Lalu menjadikan dia satu-satunya cinta disisa hidupku. Menjaga hati dan juga perasaannya. Sama-sama dijadikan yang terakhir, karena tahu melengkapi adalah tujuan-Mu menciptakan kami.

Tuhan, seandainya hidup semudah itu. Maka tak akan ada yang namanya kecewa. Sebuah rasa sakit yang tercipta karna sebuah kegagalan.

Kuatkan mereka yang saat ini sedang kecewa. Hibur mereka yang kini tengah bersedih. Dan yakinkan mereka yang hingga saat ini masih percaya, bahwa kebahagiaannya sedang Kau ukir dengan sangat sempurna.

Terimakasih, untuk luka yang pernah ada. Terimakasih, untuk setiap kecewa yang saat ini sedang menyapa. Terimakasih, karna dengan semua itu Engkau membuatku menjadi satu pribadi yang lebih kuat. Tak mudah jatuh, tak mudah mengeluh dan juga tak mudah putus asa. Terimakasih... :)

Wednesday 8 October 2014

10 Cara Move On

Move On..
Kata yang sering kali mudah diucapkan, namun tak jarang menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Banyak yang bertanya, "Kka, gimana sih caranya biar bisa cepet move on?" Kalo udah dapet pertanyaan kaya gitu, cuma bisa senyum aja. Karna kadang apa yang kita lakukan belum tentu bisa dilakukan oleh orang lain. Tapi tenang aja, aku mau ngasih sedikit bocoran nih tentang "Cara aku untuk bisa move on lebih cepat dan ikhlas"

1. Niat dan Berdoa
Banyak yang bilang doa tanpa usaha itu sia-sia. Benar sekali!! Tapi usaha juga ga akan mulus kalo niatnya masih setengah-setengah. Kalo aku sih ya, disaat pengen move on dari suatu hal (Ga harus pacar loh) biasanya aku doa dulu, tanya sama Tuhan apa benar ini adalah kehendak-Nya atau hanya sebatas ujian-Nya? Jika memang Ia menjawab bahwa itu adalah kehendak-Nya, baru deh diniatkan dengan sepenuh hati.

2. Jangan Membenci
Kadang beberapa orang lebih memilih membenci untuk melupakan (terutama kalo move on nya dari pasangan yaa.. Hayoo, ngakuu). Tapi asal kalian tau aja, membenci bukanlah cara untuk move on, tapi membenci akan membuat kamu semakin sulit untuk move on. Inget loh, semakin kamu membenci, secara tidak langsung yang akan ada dalam ingatan kamu tuh hanya "Rasa sakit dan Luka" yang dia berikan. Dan itu ga akan membuat kamu bisa move on dengan baik.

3. Jangan Mencoba Menghubungi
Jangan sekali-sekali tlp, sms, bbm, chat, atau apalah yang membuka jalan untuk berkomunikasi kembali (selama proses move on, sebaiknya ini tidak dilakukan). Karna belum tentu semua usaha kamu itu dibalas dengan baik, yang ada malah bikin nambah sakit deh..

4. Simpan Semua Hal dan Benda
Simpan baik-baik semua hal dan benda-benda yang akan mengingatkan kamu sama dia. Ya kalo foto di hp, minimal ga kamu buka deh. Inget, ga usah dibuang apalagi dibakar tuh ya benda-benda yang menyimpan kenangan kalian. Karna suatu saat kamu pasti bakalan butuh iti..

5. Jangan Mencari Tahu
Ga usah repot-repot deh cari tahu lagi soal dia. Ga usah stalk, apalagi sampai kepo nanya sana sini soal dia. Udah biarin aja, dia udah punya hidupnya sendiri, dan kamu juga harus memperbaiki hidup kamu sendiri.

6. Doakan
Nah, ini salah satu hal yang kadang paling sulit dilakuin. Doain dia, doain kebahagiaannya dia (dengan siapapun dia saat ini). Minta sama Tuhan supaya Dia memberikan kamu hati yang ikhlas, hati yang bisa berdamai sama Keputusan-Nya. Kalo mau nangis, mau ngadu soal rasa sakit yang kamu rasain, ceritain aja. Dijamin rahasia aman dan pasti abis itu ngerasa plong banget deh..

7. Cari Kegiatan Baru
Coba sibukan diri kamu sama hal-hal baru. Ketemu temen-temen lama, atau cari komunitas yang bisa bawa kamu buat ketemu sama temen-temen baru. Atau mungkin salurkan hobby kamu yang tertunda pada saat kamu pacaran. Banyak hal deh yang bisa kamu lakuin, jadi ga usah diem dikamar terus yaa..

8. Berfikir Positive
Selain berdoa, niat, dan usaha, berfikir positive juga salah satu cara yang harus kamu lakuin yaa.. Simple aja mikirnya, mungkin ini proses yang lagi Tuhan kerjakan buat bikin kita semakin dewasa, semakin ngerti gimana rasanya disakitin, hingga nanti disaat kita ketemu sama orang yang tepa
t, kita ga akan pernah nyakitin dia, karna kita udah lebih tau gimana rasanya disakitin.

9. Jangan Lebay
Dalam proses move on, ga usah lebay. Jangan sampai orang lain tahu kita lagi usaha buat move on. Bersikap saja seperti biasanya, ini proses pendewasaan, jadi ga semua orang bisa menerima kita dengan baik disaat kita sedang mengalami proses yang penting didalam hidup ini.

10. Buka Kembali
Ini cara terakhir buat test mental kamu. "Udah berhasil Move On atau belum". Diatas aku udah bilang bahwa jangan buang semua barang, foto atau apapun yang berhubungan sama dia. Nah, saat ini kita butuh itu semua. Disaat kamu ngerasa "Aku udah cukup berhasil Move On koq" Coba deh buka lagi foto-foto kalian, barang-barang yang kamu punya, atau apapun yang berhubungan sama dia. Kalo kamu ga ngerasain sakit lagi dihati kamu, Selamaatt... Kamu udah lulus dan berhasil Move On.. Tapiii... kalo masih ada rasa nyesek, rasa sakit, itu tandanya kamu belum bisa Ikhlas dan Berdamai sama Kehendak-Nya. tutup dan simpan lagi semua barang-barang itu, lalu lakukan lagi dari awal cara-cara untuk Move On nya yaa...


Nah.. itu beberapa cara yang kadang aku lakuin kalo mau Move On dari hal apapun.. Jadi ga cuma bisa dipakai buat Move On dari pacar aja, tapi dari temen, sekolah, kerjaan, atau apapun, cara-cara itu sangat membantu (Buat Aku loh ya)...


Selamat mencoba (Buat yang lagi mau Move On)
Semoga Bermanfaat yaaaa..... GBU all ({})

Sunday 5 October 2014

Aku Butuh Kau, Bapa

Rasanya ingin tersenyum, tulus dan apa adanya. Walau tak dapat kupungkiri kesesakan memenuhi setiap rongga didalam dada. Aku tak ingin menangis, meskipun kadang air mata menetes tanpa basa-basi. Aku tak ingin mengeluh, hingga tiba saatnya nafasku terasa sesak dan tak dapat kuhirup kembali setiap partikel oksigen yang terbang bebas disekitarku.

Bapa, apa boleh aku berkata bahwa aku lelah. Ingin rasanya kuhirup dalam-dalam udara yang membebaskanku dari kesesakan ini. Sesak ini terlalu berkuasa atas hatiku. Hingga aku tak pernah sasar, bahwa air mata itu tak layak untuk menetes.

Bapa, peluk aku. Karna kurasakan langkah kakiku mulai melemah. Aku seakan tak dapat berjalan. Jangan berjalan, berdiri tegak pun rasanya aku tak bisa.

Bapa, jangan pernah pergi dariku. Karna aku butuh topangan tangan-Mu. Ketika aku jatuh, Kau ulurkan tangan-Mu untuk membantuku bangkit kembali. Dan ketika aku tak sanggup bangkit, Kau membungkukkan tubuh-Mu dan kemudian menggendongku.

Bapa, ajarkan aku untuk dapat menjadi wanita yang tangguh. Layaknya batu karang yang tak mudah goyah saat terhempas ombak.

Bapa, kurindukan jamahan Kasih-Mu dalam kesesakkanku.

Aku tahu ini adalah proses. Dan aku tak akan meminta untuk Kau percepat waktu yang ada.

Aku hanya memohon, dampingi aku. Pegang erat tanganku, dan jangan pernah Engkau lepaskan. Hanya itu Bapa..

Thursday 2 October 2014

Isyarat Hati

Desir angin dimalam ini, terasa dingin bagaikan sebuah isryarat hati. Terasa sepi, dan menusuk dalam kesendirian. Mencabik dinding hati yang terbalut satu harapan. Inikah kisahku, nampak kelam bak malam tak berbintang.

Maaf jika aku terlalu menyayangimu. Ketidaksempurnaanku kini berjuang untuk menyempurnakan cinta. Maafkan kelemahanku, yang tak dapat menahan tetesan air mata kerinduan.

Ketika kuingat bahagia, terlahir sebuah harapan baru. Tentang cerita yang kita tulis untuk sebuah masa depan yang indah. Satu cerita, tentang aku dan kamu. Tentang kita dan sang buah hati. Tentang hari-hari yang akan dilalui dengan senyuman disetiap detiknya.

Aku begitu yakin padamu. Bahwa hati yang kutitipkan dapat terjaga lebih aman.

Aku ingin hidup lebih lama. Bersamamu, merangkai waktu menjadi hari yang mengesankan. Merajutnya menjadi satu kenangan yang membahagiakan.

Hingga kelak, ketika aku menutup mata, hanya akan ada kebahagiaan yang terkenang. Tersimpan rapi disudut hati. Tak terusik, dan tak terganti. Sekarang dan selamanya...

Wednesday 1 October 2014

Dan Aku, Memilih Untuk Percaya

Saat sesuatu tak berjalan seperti biasanya. Saat banyak hal mulai berubah dari apa yang semestinya. Bisakan pemikiran positive masih berada dibenakmu? Bisakan kamu menganggapnya menjadi satu hal yang wajar-wajar saja? Sulit, tapi aku belajar..

Aku belajar untuk bersabar, karna aku tahu dalam kesabaranku Tuhan bekerja. Aku belajar berharap, sebab didalam pengharapan yang ditujukan kepada-Nya ada damai sejahtera. Dan aku terus belajar untuk selalu berserah diri, karna aku tahu bahwa amarah dan berprasangka buruk itu sama sekali tak membantuku untuk mendapatkan sebuah jawaban yang benar.


Ajari aku untuk terus bersabar. Ajari aku untuk terus berfikir bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ajari aku untuk tetap setia pada apa yang saat ini sudah Tuhan percayakan kepadaku. Ajari aku, tentang hidup juga sebuah proses yang sedang Tuhan kerjakan.

Aku tak mau berfikir buruk tentang waktu. Aku tak ingin mencurigai jarak yang tercipta saat ini. Aku ingin belajar percaya sepenuhnya, tanpa harus bertanya apa dan mengapa.

Jangan paksa aku untuk menghadirkan curiga dalam setiap detik yang berlalu. Jangan desak aku untuk memiliki rasa cemburu yang tak jelas dari mana asalnya. Jangan izinkan aku untuk merubah pikiran yang saat ini telah kubangun susah payah.

Aku hanya ingin berfikir bahwa ini adalah sebuah proses. Satu proses dimana Tuhan sedang bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi hidupku, juga hidupmu. Satu perkerjaan Tuhan yang sedang Ia selesaikan.

Apapun itu. Bagaimanapun itu. Dan tentang semua sikap serta perubahan yang ada. Aku tak ingin sedikitpun mengurangi rasa sayangku. Aku tak ingin mempertaruhkan apa yang kumiliki saat ini hanya karna amarah yang sia-sia. Aku akan tetap memilih untuk percaya.

Percaya pada apa yang aku lihat. Percaya pada apa yang aku dengar. Terlebih percaya pada apa yang aku rasakan. Karna aku tahu, aku sudah lebih dulu memilih untuk memberikan kepercayaan sepenuhnya kepadamu. Kepada orang yang kurasa tepat untuk kutitipkan hati dan mungkin hidupku.

Dan aku memilih untuk tetap berfikir, bahwa semua akan tetap baik-baik saja dan kembali seperti sedia kala. Dengan cinta yang lebih, Kasih sayang yang lebih, juga kebahagiaan yang lebih dari sebelumnya..

Monday 29 September 2014

Sesuatu tentang Wanita

Wanita itu lucu. Ia tahu benar apa yang membuat hatinya sakit, namun semakin ia tahu maka semakin besar rasa keingintahuan yang ia miliki untuk mengetahui semua hal yang membuatnya sakit. Sakit? Kecewa? Sudah pasti, namun mereka akan terus mencari tahu hingga hati mereka benar-benar terasa sangat sakit. Terluka? Itu sudah pasti!!!

Lantas apa yang mereka inginkan?

Mereka hanya ingin tahu, apa hal apa yang telah membuatnya sakit. Kejadian apa yang menyebabkan rasa sakit itu ada. Dan peristiwa apa yang mengundang rasa sakit itu datang.

Bukan untuk mencari masalah, melainkan mereka hanya ingin tahu.. Tentang kejujuran seseorang yang bersangkutan. Tentang penjelasan yang didengarnya setelah ia merasa "Mengapa rasanya sesakit ini?". Dan juga tentang keyakinan dari orang yang ia sayangi. Bukan untuk menjadi anak kecil, melainkan untuk menguatkan kembali hati yang tadi sempat rapuh. Membuatnya sedikit lebih kuat untuk menata kembali kepingan kepercayaan yang mulai berserakan.

Wanita itu sederhana..

Ia hanya ingin dianggap ada. Dilibatkan dalam setiap persoalan yang bersangkutan dengan orang yang disayanginya. Dipahami, bahwa ia juga memiliki hati yang ingin dijaga. Ia tidak akan dengan sengaja mencari hati yang lain hanya untuk sebuah cerita yang tak pasti. Ia akan selalu menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya. Walau terkadang ia sering disakiti, tenang saja.. Wanita pasti memiliki banyak stock kesabaran untuk memaafkan dan memberi kembali sebuah kesempatan yang lain.

Ketika mereka disakiti, mereka hanya dapat menangis. Berdoa sesuatu yang baik bagi yang menyakitinya. Ketika mereka dikecewakan, mereka hanya akan diam, dan kemudian menangis tanpa sepengetahuanmu. Menangis adalah cara mereka untuk meluapkan amarah, kesedihan, dan kekecewaaan yang mereka terima. Bukan berarti mereka lemah, melainkan karna mereka enggan untuk membalas rasa sakit mereka dengan sikap yang dapat menyakiti hati orang yang mereka cintai.

Namun jangan salahkan mereka, ketika mereka merasa lelah. Bukan karna waktu untuk menunggu. Melainkan karna apa yang sudah mereka lakukan sama sekali tak dianggap ada oleh orang yang mereka sayangi. Apa yang sudah mereka korbankan dengan gratis, menjadi satu hal yang dianggap biasa. Jangan salahkan mereka, apabila mereka pergi dan mencari sebuah hati yang dapat menghargai usaha mereka. Menjaga hati mereka, dan juga membuat mereka merasa ada.

Wanita tak sesulit pemikiranmu. Mereka hanya membutuhkan hatimu. Jangan pernah bicara kepada mereka dengan logikamu, tapi cobalah untuk menyimpan logikamu jauh-jauh saat kamu berniat untuk memahami mereka. Karna hati mereka terlalu lembut untuk dipasangkan dengan pemikiran - pemikiran yang berasal dari sebuah logika, dan pastinya mereka akan terluka jika itu terjadi. Percayalah...

First Day

Hay, apa kabarmu? Baik-baikkah kau disana? Apakah ada segurat rindu yang dapat membuatku tersenyum? Atau kepingan doa yang sanggup menjaga hati..

Andai saja kamu tahu, aku disini bertahan dalam doaku. Terdiam, ketika banyak orang berbicara tentang pujaan hatinya. Dan selalu bersabar, hingga Tuhan menetapkan satu waktu untuk kita bahagia.

Aku bukan wanita kuat, yang sanggup berjalan sendiri tanpamu. Aku juga bukan wanita hebat, yang selalu bisa melakukan hal apapun tanpa semangatmu. Aku hanya wanita biasa, yang membutuhkanmu sebagai nahkoda dalam kapal yang berlayar disebuah samudera kehidupan.

Aku menginginkanmu sebagai pemimpin dalam hidupku kelak. Aku membutuhkan perhatianmu, sebagai nafas dalam cinta yang terbalut kerinduan. Dan aku mengharapkan sedikit tidakan-tindakan kecilmu yang menjadikanku kuat dalam menghadapi ujian disaat kau tak disampingku.

Aku tak menuntut apapun yang menyulitkanmu. Aku hanya ingin kau merasa bahwa kau tak sendiri, ada aku. Seorang wanita yang menjaga hatinya untuk satu lelaki yang sangat dikasihinya.

Aku ingin kau mengerti, bahwa keterbatasan waktu bukanlah alasan untuk dapat berkomunikasi lebih baik. Hanya butuh sedikit komitmen, untuk sama-sama saling mengerti, memahami bahwa tak hanya satu orang yang dapat menerima, sedangkan yang lainnya hanya memberi.

Aku ingin kau pahami, bahwa cinta adalah saling memberi. Melengkapi satu dan yang lainnya. Izinkan aku untuk melengkapimu. Izinkan aku untuk memahamimu. Karna aku sadar, kamu telah lebih dulu melengkapi semua kekuranganku dalam kesabaranmu.

Maaf, jika terkadang rindu ini menggoda untuk bisa mendapatkan sedikit perhatian dari segala rutinitasmu. Bukan satu keburukan yang ia harapkan, ia hanya menginginkan sedikit waktu hanya untuk sekedar duduk dan tersenyum bersama. Berbicara tentang masa depan, juga kebahagiaan yang akan dilalui bersama.

Hanya Itu...

Sunday 28 September 2014

Pilihan Itu Selalu Ada

Banyak hal yang tak dapat terjawab dengan mudah. Walau kadang mereka akan sangat lancar untuk berbicara. Tentang sesuatu yang mereka lihat, namun sama sekali tak pernah mereka rasakan. Tentang apa yang mereka rasakan, namun sama sekali tak pernah dapat mereka ungkapkan.

Hati. Sebuah wadah yang sanggup menyimpan berjuta asa. Sebuah tempat yang cocok untuk mengukir satu nama. Sebuah bagian, dimana terkadang logika bertekuk lutut dihadapannya.

Terkadang, banyak pertanyaan yang diajukan oleh logika. Namun sayang, selalu dapat terjawab tuntas tanpa balas oleh sebuah Hati.

"Jatuh cinta? Apa itu, hanya membuang-buang waktu"

Cinta adalah sebuah rasa yang kita sendiri tak pernah tahu kapan ia datang, dan untuk siapa ia hadir.

"Tahu kecewa kan? Masih berani Jatuh Cinta?"

Cinta tak hanya membutuhkan pengorbanan, kepercayaan, atau kesetiaan. Tapi ia juga membutuhkan Keberanian. Keberanian untuk bersikap, dan menanggung segala resiko yang ada.

"Jika tiba-tiba saja dia tak ada kabar, masihkan tersisa kepercayaan?"

Jika memang sudah berkomitmen untuk bersama, maka tak ada alasan untuk tidak percaya. Curiga boleh, namun bertanyalah baik-baik. Ingat, dia juga memiliki hati yang harus kita jaga.

"Ketika dia selingkuh, apa yang akan dilakukan?"

Tanyakan alasannya, intropeksi diri, maafkan lalu beri kesempatan untuk berubah. Kesempatan bukan berarti harus kembali membina hubungan sebagai pasangan, teman pun bisa.

Tak pernah ada alasan pembenaran untuk kita bersikap buruk pada seseorang. Bahkan pada dia yang lebih dulu menyakiti kita.

Tuhan tak pernah tidur, Ia akan selalu memberikan yang terbaik bagi kita. Percaya saja, bahwa apa yang Ia rasa baik, itu sudah pasti sangat baik bagi kita.

So, jangan takut untuk mengambil keputusan. Takutlah ketika kamu tak bisa melangkah dan hanya jalan ditempat selama proses hidupmu berlangsung.. :)

Senja, Membuatku Jatuh Cinta

Hari yang cerah, sama halnya dengan hati yang selalu bersyukur. Indah, sedap dipandang mata. Menawan, akan selalu menyenangkan untuk dijalani. Dan berkesan, ketika semua itu harus menjadi sebuah kenangan.

"Apa kamu menyukai Senja?"

Senja? Bagiku ia adalah sahabat sepanjang masa. Yang selalu sanggup mendengarkan banyak cerita. Yang selalu siap menyuguhkan keindahan. Yang selalu mengajarkan aku untuk bersyukur. Dan juga yang menyatukan dua hati dalam sebuah moment yang seringkali dilewatkan banyak orang.

"Bagaimana caramu mencintai Senja"

Sederhana. Sama halnya aku mencintai seorang sahabat yang selalu ada untukku. Bukan dengan materi melainkan kekaguman yang menjadikanku lebih dekat dengan-Nya.

"Hal apa yang ingin kau lakukan ketika Senja hadir?"

Sesuatu hal yang sederhana. Duduk berdua dengan seseorang yang kusayangi, ditemani secangkir teh yang menjadi pelengkap sebuah pembicaraan yang sederhana. Tentang aku dan dia, tentang kebahagiaan yang sedang dinikmati, dan juga tentang masa depan yang akan kita lewati bersama.

Jika Senja sebegitu indahnya bagiku, lantas hal apa yang membuatmu tidak menyukainya? Bukankah ia adalah hal sederhana yang memiliki keindahan luar biasa? Ah, mungkin itu bagiku. Dan akan selamanya tetap menjadi Senja yang indah. Setidaknya untukku.. :)

Friday 26 September 2014

Selamat Pagi, Semesta

Selamat pagi mentari, apa kabarmu? Baik-baikkah kau disana, terimakasih karna kau tak bosan untuk bersinar sepagi ini. Dan terimakasih kau selalu menepati janji walau tak terucap.

Hai angin pagi, betapa sejuk udara yang kau hembuskan. Ingin rasanya aku terus dan selalu berada diantara kesejukan yang kau miliki. Disapa hangatnya mentari, tersentuh sejuknya udara pagi, dan mendengar celoteh riang burung-burung yang bernyanyi diantara ranting pohon. Ah, bahagia itu sesederhana ini rupanya.

Terimakasih Tuhan, untuk pagi yang Kau ciptakan begitu sempurna. Izinkanlah aku untuk selalu mencicipi pagi demi pagi yang indah ini. Karna aku tahu, karna Pagi aku bahagia. Dan ia, menjadi awal untuk aku bersyukur disaat aku membuka mata.

Sunday 21 September 2014

Wanita, Kamu Berharga

Menyukai lawan jenis itu adalah satu hal yang wajar. Kadang, banyak orang menghalalkan segala cara haya untuk dapat bersama-sama dengan orang yang disukai. Tidak sedikit remaja saat ini berlaku dan bersikap baik didepan gebetannya. Bahkan beberapa diantaranya tak segan untuk merubah karakter dirinya menjadi seperti apa yang diharapkan oleh gebetannya.

Sangat disayangkan, jika sesuatu yang baik harus dirubah hanya karna alasan sebuah keinginan untuk menarik perhatian seseorang yang sedang disukainya. Memang adakalanya jatuh cinta dapat merubah seseorang menjadi lebih baik. Tapi kebanyakan, jatuh cinta dijadikan sebuah alasan mengapa pribadi seseorang menjadi berbeda dan bahkan terlihat seperti memakai topeng dalam dirinya. Dan yang lebih banyak melakukan hal tersebut ialah wanita. Dan itu sangat disayangkan sekali.

Wanita, jangan mau jika dia menyukaimu hanya karna kamu menjadi sosok yang dia inginkan. Karna, suatu saat kamu akan jenuh dengan sandiwara itu, dan ketika kamu kembali pada sisi dan pribadimu bersiaplah untuk kehilangannya.

Jadilah wanita yang memiliki karakter. Memiliki harga diri dan juga prinsip. Jangan gadaikan harga dirimu hanya untuk sesuatu yang ingin kau dapatkan, apalagi hanya karna laki-laki.

Jagalah tubuhmu, jangan sampai keindahan yang Tuhan berikan, kamu pamerkan dengan gratis kepada sejumlah pasang mata yang sama sekali tak memiliki hak untuk memandangnya.

Ingatlah, wanita baik-baik akan dipilih oleh lelaki baik-baik juga. Namun wanita tidak baik, belum tentu dipilih oleh lelaki yang tidak baik. Karna pada dasarnya, seorang laki-laki akan selalu ingin memiliki pasangan yang baik, yang bisa memberikan kenyamanan didalam keluarga, juga merawat dan membesarkan anak-anaknya kelak.

Tidakkah disayangkan, ketika kamu yang tadinya adalah seorang yang taat beragama, menjaga lekukan tubuh dari banyak pasang mata, lalu tiba-tiba berubah menjadi seorang gadis ibu kota yang hanya menggunakan beberapa helai benang untuk menutupi tubuhnya hanya demi untuk terlihat seksi, mendapat sebutan "cewe gaul" dan ingin dipilih oleh seseorang yang disukainya. Pernahkah terpikirkan, ketika kamu berlaku seperti itu, kamu sedang merendahkan harga dirimu didepan banyak orang. Dan tak usah berpikir jauh, apabila disaat kamu bersikap seperti itu, lantas Tuhan berkata "Waktumu di dunia sudah habis" apa yang akan kamu lakukan? Renungkanlah itu sebagai koreksi diri menuju sesuatu yang lebih baik lagi. Bukan karna demi mendapatkan apa yang kamu inginkan, tapi cobalah tanamkan dalam hatimu bahwa kamu melakukan sesuatu yang terbaik sebagai rasa syukur kepada Tuhan mu.

Renungkanlah apa saja yang sudah kamu lakukan saat ini. Dan janganlah mengubah karakter dan pribadimu hanya untuk seseorang yang tidak bisa menerimamu apa adanya. Karna cinta itu menerima dan bukan banyak menuntut. :)

Friday 5 September 2014

Pesonamu

Sore yang indah. Cerah seperti pesona wajah yang sempat dikalahkan rindu beberapa waktu lalu. Angkasa nya pun cantik. Secantik kisah yang terbina karna ketulusan yang lahir dari dalam hati kita. Dan warna senja yang menawan. Sama seperti alur cinta kita yang tercipta oleh waktu yang dibentuk dengan kesederhanaan. Semua menjadi satu, penghias langit pada senja kali ini.

Sama seperti kamu, yang tiba-tiba hadir tanpa sebuah perencanaan. Datang mengusik ruang hati yang kubiarkan kosong selama ini. Menggodaku dengan kedewasaanmu, dan membuatku jatuh hati karna pesona yang nampak dari pemikiranmu. Semua sangat sederhana, tanpa rencana, juga tanpa aba-aba. Semua mengalir apa adanya, tanpa rekayasa, tanpa skenario. Awal yang menyenangkan, ketika dua hati sama-sama merasa ingin berdekatan. Memeluk dan berbicara sambil memandang dua bola mata yang tak dapat berbohong atas apa yang sedang dirasakan. Ah, kamu.. Selalu saja berhasil membuatku merasa bahagia. Merasa dicintai, dan juga semakin jatuh cinta kepadamu.

Andai saja jarak tak menguji kesetiaan kita, sudah kulumat habis semua rindu yang saat ini terlalu sering menggodaku ditiap waktunya. Menyebalkan, ketika aku harus bermain dengan logika, sementara rindu mengusuk direlung hati. Membuat hancur seluruh pertahanan yang susah payah dibangun oleh sang logika. Tapi dia bisa apa, hanya tersenyum melihat tingkah rindu yang semaakin menjadi ketika aku semakin berpihak pada ego yang menjadi raja pada satu waktuku.

Semua ini kuberi nama proses hidup. Dimana hati adalah satu kemudi yang berperan penting setelah logika dapat berkompromi dengan ego yang pernah merajai waktu.

Kamu.. Karya terindah yang pernah Tuhan ciptakan. Terimakasih untuk kesediaanmu menempati ruang terindah didalam hatiku. Diamlah disana, hingga aku mulai berhenti bernafas secara perlahan dan pasti didalam pelukanmu.

Monday 1 September 2014

Satu Ketika

Terkadang, tiba-tiba saja rasa sepi menyelinap dengan mulus kedalam hati. Membuat kita menjadi asing ditengah-tengah keramaian yang ada. Tanpa kita sadari, lamunan membawa setiap pemikiran pada masa yang telah lalu. Atau mungkin berandai pada sesuatu yang hingga saat ini belum sempat kita rasa dan nikmati.

Seandainya saja seperti ini, atau seandainya saja seperti itu. Sangat jelas, ada ruang kosong yang lama tak tersentuh disudut hatimu. Tidak banyak, hanya sedikit. Tapi kehadirannya sanggup mengosongkan separuh isi hati yang sempat membuatmu bahagia. Bukan sebuah kejadian yang baru, disadari atau tidak, ada sedikit kerinduan dan rasa sesak ketika kita berfikir terlalu lama untuk hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Lantas, apa yang dapat dilakukan selain memandang pada satu objek dengan tatapan kosong?

Bukan hanya kamu, bukan juga hanya aku, tapi mereka pun pasti pernah merasakannya. Bahkan orang yang sangat terlihat bahagia, mungkin pernah merasakan kejadian itu. Manusiawi. Namun jangan berlarut. Ingat, hidupmu adalah anugerah. Syukuri itu. Lihatlah kesempurnaan pada setiap fisik yang sudah Tuhan berikan padamu. Lihat juga keluarga yang menyayangimu, walau terkadang mereka terlihat menyebalkan saat apa yang kamu ingini tak menjadi satu keputusan yang mereka berikan padamu. Tapi mereka menyayangimu, TULUS. Lihat teman dan sahabatmu, walau kadang mereka pernah membuatmu marah, tapi ingatlah waktu dan senyuman yang pernah tercipta saat kamu berada ditengah-tengah mereka. Bahagia bukan.

Lantas apa sebabnya, jika seketika saja hatimu merasa sepi dan kosong? Bukan karna kamu tak memiliki pasangan, atau mungkin kamu merasa tak disayangi, semua itu hanya pembenaran atas apa yang selama ini kamu anggap selalu kurang didalam hidupmu.Bukan karna semua itu kamu merasakan seketika hatimu sepi.

Melainkan karna kamu selalu menjaga ruang kecil itu dengan sangat ketat. Bahkan kamu tak membiarkan seorangpun untuk masuk dan mengisi ruang itu. Ruang itu terjaga rapi, namun kosong, dan selalu seperti itu karna kamu beranggapan bahwa kamu kuat, kamu bisa, dan kamu sanggup walau pada satu ketika kamu pernah merasa lelah dalam menjalani hidup ini. Kamu tetap menyombongkan dirimu dihadapan Tuhan mu, kamu berkata pada-Nya, "Aku kuat, karna Kau menciptakanku sebagai manusia yang sanggup untuk melalui semua ini kan" Tidak salah, karna itu sudah menjadi sesuatu yang terbentuk karna kemandirianmu. Hanya saja, aku ingatkan kembali, bahwa hanya KASIH TUHAN lah yang akan benar-benar sanggup untuk mengisi ruang kosong yang ada dihatimu. Itu saja.

Tak perlu malu untuk datang kepada Tuhan mu. Tuhan mu bukanlah binatang buas yang kelaparan, yang akan menerkam mangsanya ketika mendekat. Tuhan mu adalah Allah yang penuh Kasih bukan, yang selalu ada kapanpun kamu membutuhkan-Nya, Ia selalu membantumu walau terkadang kamu lupa untuk datang dan meminta pertolongan-Nya. Tuhan mu adalah Allah yang akan menangis bersamamu, ketika kamu merasa salah satu ciptaan-Nya mulai mengecewakanmu, tanpa kamu sadari bahwa kamu pun lebih dulu dan lebih sering mengecewakan Tuhan mu. Tapi apa yang dilakukan Tuhan mu ketika kamu datang kepadanya? Ia akan merangkulmu, Ia akan memelukmu, dan Ia akan berkata, "Tenang saja, ada Aku".

Banyak cerita dan kejadian yang sebenarnya ingin disampaikan. Tapi mungkin hanya beberapa yang dapat tersampaikan dengan baik dan benar. Karna sejatinya, kita hanyalah manusia yang selalu ingin diutamakan, merasa dibutuhkan, dan juga dianggap ada.

Sunday 24 August 2014

Dear, Kekasihku..

Dear kekasihku..
Terimakasih karna kamu telah bersedia mempercayakan hatimu kepadaku. Mencoba melalui dan menjalani hari bersama-sama denganku. Kamu, selalu berusaha membuatku tersenyum dengan segala usaha dan sikapmu kepadaku. Kebahagiaanku, telah menjadi salah satu tujuanmu. Dan aku, sangat bersyukur dan bahagia ketika Tuhan mengizinkan kita bertemu dalam satu masa.

Dear kekasihku..
Aku tak pernah menyangka bahwa secepat ini kau dapat membuatku percaya bahwa aku tidak salah menitipkan hatiku padamu. Kau mengajarkan aku tentang banyak hal. Tentang kedewasaan, pemikiran positive, juga kesabaran yang menjadi salah satu dasar dalam hidup ini.

Dear kekasihku..
Maafkan aku dengan segala kekurangan yang kumiliki. Aku tak bisa menjanjikan apapun kepadamu. Bahagiamu adalah salah satu tujuan utama dalam sisa waktuku. Maaf jika aku tak dapat berjanji banyak hal, aku hanya bisa berusaha, untuk terus belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menjadi wanita yang selalu dapat memberikan kebahagiaan kepadamu. Menjadi istri yang taat, dan juga selalu dicintai olehmu.

Dear kekasihku..
Banyak hal yang tak dapat kuungkapkan kepadamu. Biarlah catatan kecil ini menjadi sebuah gambaran betapa aku sangat bersyukur dipertemukan denganmu. Dan jika boleh aku meminta kepada Tuhan, biarlah hanya kamu yang menjadi orang terakhir yang ada dan selalu mengisi setiap ruang dihatiku.

Dear kekasihku..
Sekali lagi kuucapkan terimakasih. Jadilah orang terakhir yang selalu menghiasi setiap waktuku. Karna aku, ingin menjadi bagian dari setiap senyuman yang ada diwajahmu.

Tuesday 19 August 2014

Ketika Rindu Itu Hadir

Aku tak pernah tahu, pada siapa aku harus bercerita. Setiap detik yang berlalu, seakan selalu memberiku pilihan pada sebuah pemikiran. Apa yang harus aku lakukan, sementara rindu seakan mendobrak tiap pintu yang menjadi pembatas antara hati dan logika.

Andai saja kamu tahu, bagaimana sakitnya menahan rindu. Tak berbentuk, tak dapat dibalut, hanya dapat terobati ketika bahumu dapat menjadi tempatku bersandar. Memelukmu, menatap wajah yang selama ini aku rindukan. Hanya itu, sesederhana itu.

Sayang..
Bagaimana kabar hatimu disana? Samakah dengan hatiku yang semakin rapuh karna digerogoti rindu? Tegarkah hatimu menjalani setiap proses yang diberikan oleh jarak? Jika ya, ajar aku untuk itu. Agar aku dapat sejenak terlepas dari sakitnya menahan rindu.

Tuhan..
Sesakit inikah sebuah rindu yang menyelinap diantara relung hati? Bagaimana bisa aku mengelak, sementara rindu dengan gencar merobohkan setiap logika yang kubangun susah payah.

Aku tak banyak berharap. Aku hanya berdoa, semoga saja ini adalah masa dimana Tuhan sedang memproses aku dan kamu. Hingga kelak Ia akan menjadikan aku dan kamu sebagai kita. Yang tak dapat dipisahkan oleh jarak, oleh waktu, juga oleh kerinduan. Dan hanya sebuah Kematian yang akan memisahkan raga, namun bukan hati kita.

Sebuah Kisah tentang Rindu

Aku tak pernah tahu, pada siapa aku harus mengadu. Setiap detik yang berlalu, seakan selalu memberiku pilihan pada sebuah pemikiran. Apa yang harus aku lakukan, sementara rindu seakan mendobrak tiap pintu yang menjadi pembatas antara hati dan logika.

Andai saja kamu tahu, bagaimana sakitnya menahan rindu. Tak berbentuk, tak dapat dibalut, bagai racun mematikan yang dapat membunuhku kapanpun ia mau. Dan apakah kamu tahu, bahwa hanya kamu yang memiliki penawar dari racun itu.

Kamu, seseorang yang kuperjuangkan didalam doaku. Kamu, lelaki yang sangat aku jaga baik-baik. Dan kamu, satu-satunya nama yang memiliki tempat terindah dihatiku.

Andai saja waktu dapat membisikkan rindu yang dibuatnya. Andai saja angin dapat menyampaikan harapan yang diketahuinya. Dan andai saja kamu tahu, ada satu hati yang selalu mencoba, berusaha sekuat tenaga untuk dapat menjaga dan merangkai setiap waktu yang terjalin dalam sebuah hubungan yang diciptakan antara dua hati dan terpisah oleh jarak.

Tapi ini kisahku. Kisah sebuah penantian yang kubalut dengan doa dan kesabaran. Ini kisahku, tentang cinta yang kuperjuangkan dengan ketulusan. Dan ini memang benar-benar kisahku, sebuah kisah yang aku yakin akan berakhir indah. Bukan karna aku tahu akan masa depan, melainkan aku membiarkan-Nya memproses hatiku dan hatimu untuk menjadi sepasang hati yang sepadan.

Jangan pernah lelah untuk menanti, karna Ia tahu kapan waktu yang tepat untuk hadiah yang diberikan karna sebuah kesabaran. Antara aku dan juga kamu. Antara dua hati yang sedang diproses-Nya agar menjadi satu dalam kesatuan yang abadi. Sekarang, esok, dan seterusnya.

Sunday 17 August 2014

Terimakasih Cinta

Kau hadir suguhkan bahagia. Tak pernah kusangka, luka hilang secepat ini. Kecewa yang dulu ada, perlahan sirna oleh harapan masa depan. Kau bagai menyulap air mataku dengan seribu senyum yang tak pernah kupikirkan sebelumnya. Hadirmu bagai anugerah terindah yang kini ada dalam hidupku.

Terimakasih Tuhan, terimakasih untuk cinta yang kini menyapa. Kau hapus luka hati dan menggantinya dengan bahagia. Jika dulu kutahu bahagia sesederhana ini, pastinya akan kusimpan air mata ditempat terdalam yang ada diperjalanan kisahku.

Kini hanya senyuman yang ada disetiap langkahku. Dia membuatku lupa bagaimana caranya menangis. Yang aku tahu, bersyukur dan bahagia itu sangat sederhana.

Terimakasih Tuhan. Terimakasih cinta. Terimakasih untuk dia yang kini ada. Kuharap ini bikanlah awal yang akan berakhir, melainkan awal yang akan berujung keabadian.

Wednesday 16 July 2014

Kisah ini Kuberi Nama Harapan

Berawal dari waktu yang mempertemukan dua hati yang tidak saling mengenal. Membuatnya menjadi satu bagian untuk saling melengkapi. Seperti puzzle yang menemukan potongannya dan menjadi utuh. Atau bagai senja, yang ternoda jingga hingga membuatnya semakin indah. Itulah aku dan kamu, yang kini seakan menjadi keutuhan diantara bagian demi bagian kekurangan dan kelebihan yang kita miliki.

Mereka bilang kau adalah sosok yang sempurna. Selalu berhasil menciptakan senyuman disetiap harinya. Menghadirkan kebahagiaan, seolah ia adalah tamu teristimewa ditiap waktu yang terisi oleh kerinduan karna diuji oleh jarak. Dan itu nyata, ketika kau mulai mengetuk sebuah pintu menuju ruang hatiku.

Bagiku, bukan hanya tentang kelebihan atau keindahanmu. Tapi aku ingin, kau menjadi bagian dalam kesempurnaan yang tercipta ketika kita saling mengisi celah yang selama ini sempat kosong.

Sepakat untuk saling melengkapi, berjanji untuk saling menjaga, dan berusaha untuk selalu mengerti. Bukankah kisah ini terjalin tidak hanya sementara. Ketika waktu berkata, tibalah saatnya untuk meredam ego.

Kuharap kamu adalah yang terakhir. Bukan sebagai awal, melainkan penutup. Bukan tentang menunggu, tetapi ketika kita sepakat untuk terus berjalan bersama.

Tak banyak yang kuharapkan darimu. Jadilah pemimpin yang patut untuk diteladani. Yang selalu bisa dengan sempurna menyajikan kebahagiaan dalam nasihat yang terucap. Menjadi sosok yang sanggup menegur dengan lembut, dan arahan yang berlandaskan kasih sayang.

Jadilah pemimpin hidupku. Bukan hanya sebatas raga, melainkan jiwa yang kelak akan selalu bersama dalam sebuah keabadian.

Mengagumimu, Mengajarkan Aku untuk bisa Tahu Diri

Aku tahu, semua berbeda. Baik kau, ataupun aku. Kau pernah bilang, mengapa baru sekarang kita bertemu? Sebuah pertanyaan sederhana yang selalu aku ingat ketika aku mengagumimu.

Sosokmu seakan menjadi idola baru bagiku. Ingin rasanya semakin dekat denganmu. Seakan tak ada jarak yang menegaskan bahwa kita tak akan pernah bersama.

Namun apa daya, rasa itu muncul tiba-tiba. Menyeruak kepermukaan hati dan berdiam disana. Tapi kamu tenang saja, aku cukup tahu diri. Tentang bagaimana dan apa yang harus aku lakukan. Aku tak ingin menyakiti perasaanmu. Aku tak sejahat mereka, yang mungkin pernah membuatmu harus memilih dua hal yang kau sayangi. Aku akan belajar untuk tersenyum ketika kau bahagia. Walau aku tahu, rasanya itu sangat perih. Tapi aku akan belajar. Belajar untuk bisa tersenyum bersama-sama denganmu.

Jangan salahkan waktu, ketika kita rasa ia bersikap tak adil. Mungkin ia hanya ingin mengajarkan sebuah arti ketulusan. Atau mungkin ia hanya ingin menciptakan sebuah kenangan indah.

Kamu, mungkin hanya pelangi dalam hidupku. Yang datang dengan sejuta keindahan warnanya, dan akan menghilang dengan perlahan tapi pasti.

Terimakasih, untuk sebuah perkenalan yang singkat. Untuk sebuah sosok idola yang kau selipkan diantara waktu. Dan juga untuk setiap kata yang pernah terucap.

Doaku, yang terbaik bagi kebahagiaanmu.

Thursday 10 July 2014

Gaza.. Doaku Untukmu

Gaza.. Kota yang kini bersimbah darah. Disanalah air mata seakan menjadi hujan ditiap harinya. Jeritan dan isak tangis terdengar pilu. Erangan rasa sakit seakan menyayat hati. Kesedihan seorang anak yang menangis dalam pelukan ibunya, air mata seorang ayah yang kehilangan istri dan anaknya.

Tuhan, aku tak mengerti apa yang terjadi, tapi mereka ciptaan-Mu.
Yang aku tahu, Kau begitu menjaga apa yang menjadi milik-Mu..

Tuhan, ampunilah setiap dosa yang mereka lakukan. Agar Kasih-Mu dapat kembali mereka rasakan. Jangan biarkan darah itu mengalir lebih deras lagi. Jangan izinkan tanah itu mengubur lebih banyak lagi. Biarkan mereka tersenyum dalam kelegaan. Izinkan mereka mengucap syukur dalam sukacita.

Aku tahu Engkau sangat menyayangi mereka. Aku tahu tak sekalipun Engkau akan meninggalkan mereka. Kasih-Mu terlalu indah hanya untuk sebuah kekecewaan. Kuatkan mereka untuk melalui Ujian-Mu saat ini. Lapangkan hati mereka, ketika apa yang terjadi membuatnya rapuh. Topang mereka ketika kesedihan menjadi naungan mereka hari-hari ini.

Tuhan, rasanya sesak hatiku ketika melihat banyak balita yang kehilangan orang tuanya. Perih rasanya, saat tahu bahwa anak-anak itu harus menangisi setiap waktu yang menjadi pertaruhan hidupnya.

Aku memanglah bukanlah siapa-siapa, dan aku tak mengetahui apapun yang terbaik bagi mereka. Namun aku masih memiliki mulut untuk berdoa, biarkan Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk sesuatu hal yang baik. Untuk sebuah kebahagiaan setelah air mata. Juga Sukacita setelah habis masa dukacita.

Kuserahkan kota itu dalam tangan-Mu.
Terjadilah apa yang menjadi Kehendak-Mu.
Hanya saja jika aku boleh meminta, percepatlah waktu ini
Agar tak ada lagi isak tangis dan air mata disetiap waktunya..

Saturday 5 July 2014

Bintang itu,. Kau Beri Nama "Cinta Kita"


Langit malam ini terlihat tidak seperti biasanya. Ratusan bintang seakan bekerja dengan sempurna, menghiasi setiap sudut malam dengan sinar yang tak kalah indah dengan angkasa. Angin menyapaku dengan sangat lembut, memainkan setiap helai rambut yang kubiarkan terurai bebas dibahuku. Semua ini seakan selalu mengingatkanku akan hadirmu. Akan sosok laki-laki yang selama ini berhasil menghadirkan ribuan rindu dihatiku. Seakan ingin berkata, bertanya apakah kamu tahu, aku disini merindukanmu? Menginginkan hadirmu disisiku, disini disampingku malam ini.

Apa kamu mencintaiku?” 

“Apa kamu masih tak mengerti, seperti apa cinta yang seharusnya membuatmu yakin bahwa aku ada disini karna cinta”

Siapkah kamu jika suatu saat kita akan terpisah? Siapkah kamu, jika nanti aku harus berada jauh darimu? Sanggupkah kamu jika suatu saat aku tak bisa menemanimu ketika rindu mulai menyeruak kepermukaan hatimu? Sanggupkah?”

Iya aku sanggup, aku sanggup walau nanti harus terluka karna menahan rindu. Aku sanggup walau kelak akan merasa iri pada mereka yang sengaja memadu kasih saat kau tak disisiku. Aku sanggup, karna aku yakin cintaku akan sangat sanggup membuatku kuat melalui semua itu”

“lihatlah bintang itu, bintang yang bersinar paling terang diantara semua bintang yang ada. Rasakan cahayanya, akui keberadaannya. Karna kelak, bintang itu akan kuberi nama Cinta Kita. Karna disanalah tatapan kita menyatu, dan disana pulalah kita akan sanggup merasakan kehadiran cinta yang tertanam dalam hati”

Semua perkataan itu masih sangat teringat jelas dipikiranku, tertanam dalam memory ingatanku dan tumbuh diantara sudut hatiku. Semua terasa nyata dan mulai berada dekat denganku. Dengan rindu yang kau selipkan ketika jarak mulai menjadi alasan mengapa bintang kau beri nama cinta kita.

Tahukah kamu, rindu itu kini telah tumbuh dewasa. Semakin hari, ia semakin mengerti bahwa kehadirannya sangatlah berarti. Ia tumbuh dengan cepat, setelah jarak mulai memberinya ruang dengan bebas dihatiku.

Tak banyak yang dapat kulakukan. Memandang “Cinta Kita” adalah opsi terbaik ditiap malamku. Berharap kau pun akan melakukan hal yang sama. Berharap ia akan sampaikan ribuan kata yang selalu kuungkapkan padanya. Untukmu, yang dipisahkan jarak dan waktu dariku. Untuk kita, yang hingga saat ini masih setia dan terjaga diantara doa malam yang selalu dipanjatkan dalam kerinduan.

Untuk setiap malam yang terlewatkan dalam sebuah harapan. Untuk setiap waktu yang berlalu diantara doa dan air mata. Juga untuk ribuan kata yang dipanjatkan dalam sebuah kerinduan dan ketulusan hati ditiap malamnya.

Untuk kita, untuk Cinta Kita yang selalu bersinar diantara mereka yang memiliki keindahan. Biarlah waktu menguji ketulusan yang kita miliki, biarlah jarak menguji kesabaran kita saat ini. Hingga nanti tiba saatnya waktu akan berkata, inilah akhir sebuah penantian. Dimana Ia akan memberikan hadiah terindah untuk kita, untuk Cinta Kita. Kamu, dan Aku, menjadi satu dalam Cinta Kita.

Sunday 22 June 2014

Terimakasih, untuk Naskah Terindah

Ketika apa yang kita harapkan hanya menyisakan kecewa, sedih dan air mata, lalu apa yang kita anggap sewajarnya menjadi satu hal yang dipermasalahkan, apalagi yang bisa kita lakukan selain Berdoa. Berbicara tentang semua kekecewaan yang ada. Mengadu atas rasa perih yang tengah bertamu. Dan menangis sepuasnya tanpa harus takut terlihat lemah.

Terkadang kesedihan dan kekecewaan adalah salah satu cara Tuhan untuk menyadarkan kita bahwa Ia selalu ada untuk kita, walau tak jarang ketika bahagia kita lupa bahwa seharusnya ucapan terimakasih pertama kali adalah milik-Nya.

Tak kupungkiri, naskah-Mu terlalu sulit untuk kuperankan. Dan skenario-Mu terlalu indah untuk sebuah air mata saat ini. Tapi aku manusia biasa, yang sering terluka hanya karna cinta. Yang selalu menangis, saat kecewa mulai menggoda. Dan kemudian berpaling, jika bahagia Kau sajikan begitu istimewa.

Masihkan maaf itu tersedia untukku? Dan layakkah aku jika harus menangis dalam peluk-Mu?

Namun kecewa begitu sakit. Ingin rasanya selalu berfikir positive. Tentang dia, tentang-Mu, juga tentang skenario hidupku. Maaf jika aku terlalu munafik. Maaf jika aku terlalu hina untuk kembali.

Tapi saat ini aku tau, Kau memelukku dengan Kasih-Mu. Kau menghiburku, dengan sukacita yang Kau berikan dengan cuma-cuma. Dan Kau usap air mataku lalu berkata "kau ciptaan terindah-Ku". Masih pantaskan air mata ini menetes hanya karna sebuah luka? Aku rasa Kau telah lebih dulu membalut luka itu sebelum menghiburku. Karna kurasa damai saat dekat dengan-Mu.

Ajar aku untuk terus bersabar. Menantikan janji yang Kau ucapkan untukku. Menunggu waktu, yang Kau bilang "Akan tiba saatnya". Dan Menikmati proses, yang dengan sendirinya akan membuatku semakin dekat dengan-Mu.

Terimakasih untuk segalanya. Untuk setiap naskah yang kuperankan. Untuk skenario yang indah, yang kadang kucaci lebih dulu. Terimakasih,, untuk setiap air mata yang membuatku semakin dekat dengan-Mu. Juga tentang kehidupan yang Kau percayakan untuk kujalani hingga saat ini. Terimakasih :)

Monday 16 June 2014

Bahagiaku, sangat Sederhana

Bahagiaku, Sederhana..
Ketika aku membuka mata,
Sapaan lembut darimu menjadi awal hariku

Bahagiaku, Sederhana..
Saat aku merasa rapuh,
Tak percaya akan sebuah cinta,
Kau hadir mengubahnya menjadi senyuman

Bahagiaku, Sederhana..
Sesederhana rasa yang kini hadir,
Memenuhi setiap ruang hati dengan cinta

Dulu, kukira kau adalah Pelangi
Yang datang dengan sejuta keindahan,
Dan perlahan hilang tapi pasti

Tapi kini, aku mengerti
Kau bukanlah Pelangi, mungkin mentari
Yang terlihat sederhana,
Namun sanggup mencairkan hatiku

Tuhan, inikah bahagiaku..
Sesederhana inikah Kebahagiaan itu

Kuharap semua bukan karna aku ataupun dia,
Tetapi karna Kasih-Mu yang mempertemukan kita dalam satu Kebahagiaan..

Jaga dia Tuhan, jaga hatinya
Jaga Keimanannya,
Juga tambahkan cintanya pada-Mu,
Melebihi cintanya padaku..

Aku menyayanginya,
Aku mengasihinya,
Bahkan mungkin aku mencintainya,

Jaga hati kami Tuhan,
agar tetap kudus dihadapan-Mu
Agar jalinan ini sesuai dengan kehendak-Mu

Yang tulus, dan abadi..
Yang kudus, dan tak bercela..
Yang terjalin, dan berakhir dialtar suci..

Saturday 14 June 2014

Proses ini Kuberi Nama Bahagia

Tak pernah aku sangka, semua akan seperti ini. Dia datang menawarkan kebahagiaan. Sesaat, namun terlihat berbalik dan melangkah pergi. Membawa kembali semua harap yang awalnya kujatuhkan padanya. Terdiam, dan hanya mampu menatap belakang tubuhnya yang samar kemudian menghilang.

Seperti pelangi, yang hadir dengan sejuta keindahaan. Namun akan menghilang secara perlahan tapi pasti.

Sesal, karna terlalu bodoh mempercayakan sebuah hati kepada orang asing. Sedih, ketika apa yang aku harapkan tidak sejalan dengan apa yang aku terima. Takdir, mungkin itu satu alasan yang bisa membuatku berfikir bahwa ini adalah yang terbaik.

Proses hidup, itu yang aku tahu. Itu yang aku dapat dari Tuhan ku untuk membuatku menjadi dewasa. Sejauh apapun aku melangkah, sesakit apapun aku merasa, dan selelah apapun aku berjalan, Tuhan ku selalu ada disampingku. Itu yang aku tahu.

Jika hati ini adalah buatan tangan-Nya, aku terlalu yakin bahwa Ia tidak akan pernah menghancurkan apa yang telah Ia buat. Kalaupun harus Ia hancurkan, itu adalah proses untuk membuatnya menjadi sesuatu yang lebih indah dari sebelumnya. Begitupun dengan aku dan hatiku. Kupercayakan hidupku dalam tangan-Nya. Kupasrahkan masa depanku dalam rancangan-Nya.

Satu yang kupinta, jika dia memang untukku, Engkau akan membuatnya kembali padaku dan memproses hidupnya menjadi satu pribadi yang layak kujadikan sebagai kepala dalam sebuah rumah tangga yang abadi.

Kini, Kau izinkan dia kembali. Dalam pribadi yang berbeda, dengan pembawaan yang membuatku terpesona. Aku yakin ini bukanlah kebetulan, melainkan bagian dari proses hidup menuju satu kebahagiaan yang telah lebih dulu Kau persiapkan untukku.

Terimakasih, untuk Kasih dan Karya-Mu. Untuk semua pengajaran dan proses yang Kau izinkan ada. Juga untuk setiap penyertaan yang selalu Kau berikan disepanjang hidupku. Love You GOD :*

Wednesday 4 June 2014

Doaku Untukmu

Tuhan, aku menyukainya. Ia hadir bagaikan mentari yang menyingkap embun dipagi hari. Hangat, dan jelas berbeda dengan bintang yang hanya memiliki keindahan.

Tuhan, aku memang ingin memilikinya. Menjadi bagian dari setiap senyuman yang tergambar diwajahnya. Menjadi cerita ketika kita menghabiskan waktu saat senja mulai menyapa diakhir aktivitasnya.

Tapii.. Aku tak ingin melangkah sendiri. Aku tak ingin lagi sakit itu menyapa hatiku. Aku terlalu takut untuk berbagi cinta antara Engkau dan dia. Aku tak pernah ingin kehilangan Cinta-Mu walau hanya sebentar saja. Aku terlalu rapuh jika harus tanpa-Mu.

Tuhan, jika memang Engkau berkenan atas dirinya. Aku hanya bisa memohon, terus Kau tambahkan hati yang lebih mencintai-Mu dibanding aku. Yang lebih memprioritaskan Engkau daripada aku. Dan lebih takut kepada-Mu, bukan kepada apa yang menjadi egoku.

Aku inginkan dia yang mencintai-Mu. Aku ingin memiliki dia yang takut akan Engkau. Dan aku, ingin mendampingi dia yang bersedia melayani-Mu hingga akhir hidupnya.

Cintaku tidak terhenti pada keindahan fisiknya. Sayangku tidak bertuan pada apa yang saat ini ia lakukan untukku. Namun Cinta dan Kasihku, ingin kupersembahkan untuknya, karna ia memanglah orang yang Kau pilihkan untukku.

Malam, Aku pun Cemburu

Malam, mengapa kau sajikan keindahan setelah ia pergi. Aku terlalu jatuh cinta padanya, pada apa yang ia miliki. Ketidakteraturannya, kesewenang-wenangannya, terlebih pada keindahannya. Jangan goda aku untuk berpaling padamu. Hati ini terlalu dalam jatuh cinta padanya.

Terkadang, aku cemburu padamu. Ketika kamu selalu disambut olehnya. Atau saat kamu berpapasan dengannya. Sementara aku, hanya dapat berdiam diri melihat kebersamaan kalian. Aku hanya dapat menikmati bersama cinta dalam hatiku. Aku hanya bisa meringis ketika ia lebih memilih pergi dan menyambutmu dengan bahagianya.

Malam, jangan biarkan Bintang membuatku berpaling dari Senja. Kurasa cinta ini memang tercipta untuknya. Untuk setiap jingga dan keindahan yang ia miliki. Walau kadang harus ku akui, kauu selalu membuatku cemburu karna begitu lekat dengan Senja.

Sunday 1 June 2014

Kenapa, Mengapa, dan Harus Bagaimana?

Apa ini, mengapa rasanya teramat sesak. Seakan udara di dunia ini kini tak lagi dapat kuhirup dengan bebas. Bukankah Ia selalu memberikan yang terbaik untuk kita? Bukankah Ia selalu menyediakan apa yang kita butuhkan? Mengapa rasanya seperti ini? Sesak yang ada, perih yang terasa,seakan menjadi satu isyarat untuk sebuah kata "Kehilangan". Mungkinkah waktu telah merengut bahagiaku, ataukah Ia memang sengaja membiarkanku terpuruk seperti saat ini. Untuk apa Ia sajikan Kebahagiaan jika pada akhirnya aku harus merasakan sesak dan penat yang teramat sakit seperti saat ini? Bukankah Ia pemilik semua hati? Lantas mengapa tak dapat Ia lakukan satu hal pun untuk membuatku bahagia? Dimanakah kebenaran yang selalu mereka katakan bahwa Ia teramat peduli atas hidupku? Dimana...??

========================================================================

Terkadang, rasa sakit adalah salah satu cara Tuhan untuk menunjukan kepada kita. Bahwa tidak ada Kasih yang Sempurna dan Abadi selain Kasih-Nya. Sesak dan perih yang kini kau alami, jangan menjadikanmu sebagai seorang pribadi yang menyangkal Kasih-Nya. Berfikirlah, bahwa itu adalah cara Tuhan mengajarkanmu agar kelak kamu akan bersikap lebih baik lagi sehingga tidak ada orang yang tersakiti karna sikapmu. Bukankah kamu sendiri sudah lebih dulu merasakan bagaimana rasa perih dan sesak itu menyelinap lalu memenuhi hatimu? Sakit luar biasa bukan? Itulah cara Tuhan mengajarmu untuk bersikap baik kepada orang lain. Tentang hati mereka, Tuhan memang memiliki wewenang untuk melakukan apapun. Tapi ingatkah kamu, bahwa apa yang Ia lakukan hanyalah semata-mata demi kebaikanmu. Jika Ia tau masa depan apa yang akan kamu alami bersamanya, untuk apa Ia masih membiarkanmu terperangkap lebih dalam lagi pada sebuah perasaan yang kelak akan membuatmu semakin tersiksa dan sedih? Bukankah lebih baik jika Ia pisahkan dengan cara-Nya saat ini agar kamu bahagia dikemudian hari? Janganlah berfikir egois terhadap Tuhan mu. Apa yang Ia lakukan adalah demi kebahagiaanmu. Tak sekalipun Ia rancang keburukan untuk masa depanmu. Tak sekalipun juga Ia akan membiarkanmu terjatuh dan terseret atas perasaan yang menyakitimu. Kamu adalah ciptaan yang berharga dimata-Nya. Sebuah Karya yang Istimewa. Jadi, tak ada seorangpun yang akan menghancurkan sebuah karya istimewanya, begitupun Tuhan mu menjagamu dari hal-hal yang dapat membuatmu menderita. Ketahuilah bahwa apa yang kini kau alami, itu adalah bagian dari sebuah proses untuk Kebahagiaan masa depanmu. Ia ingin kamu belajar tegar dari rasa sakit yang kini kau rasakan. Ia ingin kamu belajar kuat dari setiap masalah yang sudah lebih dulu Ia izinkan hadir. Ia ingin kamu belajar Ikhlas dari setiap harapan yang terbuang sia-sia. Ingatlah, tidak ada satu hal pun yang dapat terjadi di muka bumi ini tanpa seizin-Nya. Karna apa yang kini Ia lakukan untukmu, adalah bagian dari Kebahagiaanmu nanti..

Saturday 31 May 2014

Janji Suci Untukmu

Kau datang diwaktu yang tepat. Menyuguhkan kenyamanan yang lama t'lah hilang. Tidak terucap cinta, hanya rasa yang saling memiliki.

Sayangnya, aku tak inginkan lagi sebuah permainan. Yang kuinginkan hanyalah keseriusan. Bukankah waktu berkata kita harus melangkah. Menyambut kebahagiaan yang berselimutkan kesucian. Mungkin ini saatnya, dengan atau tanpamu. Walau yang kuingin adalah bersamamu.

Kau sebut itu janji suci. Kau minta aku untuk mendampingimu. Ini bukan tentang waktu yang kita lalui bersama. Namun bercerita tentang masa, dimana kita takan mungkin lagi terpisahkan.

Jangan meminta kesediaanku. Jangan libatkan orang lain untuk sebuah alur bernama restu. Cukup kau memintaku kepada Dia yang memilikiku. Mintalah restu pada-Nya, agar kita disatukan-Nya. Bukankah lebih indah, ketika apa yang Ia persatukan tak dapat lagi dipisahkan oleh siapapun.

Karna sesungguhnya aku tak ingin memilih. Walau tak kupungkiri hati ini menginginkanmu. Aku ingin Ia yang memilihmu bagiku. Begitupun aku yang Ia pilih untuk mendampingimu.

Jika aku memang untukmu, aku akan mendampingimu dalam setiap waktu dimana duka dan air mata mungkin ada disana. Aku akan berdiri disisimu, ketika langkahmu tertatih oleh setiap ujian yang membuat kita melangkah pada tahap yang lebih tinggi.

Inilah janjiku. Satu janji suci yang terucap bagimu, sang pemilik hati yang mau berusaha untuk mendapatkan restu dari-Nya. Untuk Kita. Aku dan Kamu dalam satu ikatan suci yang mereka namai Pernikahan.

Kita

Tersenyum aku diantara malam, memandang indahnya angkasa yang bertabur bintang. Satu rasa yang tak biasa, membuatku terhanyut pada sebuah kebahagiaan.

Entah bagaimana awalnya, rasa itu kini hidup dalam sebuah wadah bernama hati. Bertumbuh subur dengan pupuk yang kusebut perhatianmu. Kau sirami rasa dengan senyuman disetiap paginya.

Satu hal yang sederhana, namun dapat mencairkan gunung es yang sekian lama telah merajai sudut hati.

Terimakasih untuk kehadiranmu, terimakasih untuk kasih sayangmu. Walau aku tahu, saat ini hanya aku yang rasa. Tapi waktu, akan menyakinkanmu bahwa kita dipertemukan untuk saling melengkapi. Aku dan Kamu. Kita. Dalam sebuah Kebahagiaan.

Kasih Abadi

Pernah aku merasa, menganggap semua hati adalah sama. Tak ada yang berbeda, tanpa perasaan juga sebuah kasih.

Yang mereka lakukan hanyalah menyakiti, mengecewakan hati yang telah memilih untuk mengasihinya. Tanpa hati, tanpa perasaan, juga tanpa belas kasihan.

Hatiku dan pikiranku tertutup rapat untuk sebuah kalimat yang kuanggap adalah awal kekecewaan. Tak kuhiraukan berapa banyak kalimat bualan atau mungkin ketulusan yang mereka ucapkan. Bagikus semua sama.

Hingga satu masa, kutemukan sebuah bagian terindah didalam hidupku. Kasih-Mu menyapa, memenuhi setiap sudut ruang dihatiku. Apa yang kurasa hampa kini Kau penuhi oleh Kasih-Mu. Satu Cinta dan Kasih yang sangat luar biasa. Kau ajarkanku untuk menjadi orang yang memiliki Kasih. Karna Kau lebih dulu memenuhi hidupku dengan Kasih-Mu.

Kini aku mengerti, mereka hanya membutuhkan Kasih-Mu. Mereka hanya memerlukan satu Cinta baru yang bisa mengubahkan hidupnya. Cinta yang tulus, Kasih yang sempurna. Memberi tanpa menuntut, Mengasihi tanpa harus melibatkan ego diri. Kasih yang abadi, yang lebih dulu Kau berikan untukku.

Dan aku.. Berjanji
Satu Kasih-Mu yang menjadikanku lahir baru, akan kuberikan kepada mereka yang juga membutuhkan pembaharuan hidup. Karna Kasih yang abadi, hanya akan mereka temukan didalam-Mu.

Karna Kau mengajarkanku untuk selalu memberi, tanpa harus memikirkan apa yang akan aku terima. Sebuah Kasih yang Abadi.

Friday 9 May 2014

Ibu.. Mengapa Aku Berbeda?

Mereka bilang, kasih sayangmu adalah hal terindah. Perhatian dan cintamu adalah segalanya bagi mereka. Tapi mengapa berbeda denganku. Sejauh ini aku tak mengerti apapun tentang cinta yang mereka bicarakan. Tentang kasih sayang yang selalu mereka banggakan. Aku tak merasakan apapun yang mereka ucap itu istimewa.

Yang aku tau hanya kemarahan demi kemarahanmu padaku. Yang aku terima hanya amarah demi amarahmu untukku. Yang aku rasakan hanya sinar kebencian yang ada dalam setiap ucapmu. Ibu.. mengapa aku berbeda?

Aku pun ingin seperti mereka. Aku ingin kau peluk. Aku ingin kau cintai. Masih ingatkah kapan terakhir kedua tanganmu memeluk tubuhku? Kapan terakhir jemarimu membelai rambutku? Dan kapan terakhir kedua bibirmu berucap sayang untukku? Aku rasa kau pun sudah tak mengingatnya lagi.

Setiap ucapmu menoreh luka dihatiku. Setiap sikapmu menghadirkan air mata diwajahku. Sebenci itukah engkau kepadaku?

Ibu.. mengapa aku berbeda? Aku pun sama seperti mereka, yang ingin disayangi dan juga dicintai. Bukan oleh kekasih ataupun sahabat. Tapi olehmu.. Ibu!!

Sunday 13 April 2014

Diary for GOD

Ada kerinduan disana. Ada kesesakan menyelinap diantaranya. Satu masa dimana aku harus berjuang melawan kecewaku. Entah pantas atau tidak, entah layak atau tak tahu diri. Rasanya cukup perih. Bahkan mungkin sakit dan terlalu hebat. Kecewa itu semakin melebar, seakan ia hendak mengisi semua ruang yang ada. Aku kehilangan-Mu. Aku kehilangan Kasih-Mu. Aku merasa sangat jauh dari-Mu. Rasa yang sangat tak menyenangkan. Rasa yang seakan mendikteku untuk berfikir bahwa aku sudah tak layak lagi mendekati-Mu.

Tuhan, aku tau Kau bukanlah Allah yang tega membiarkanku sendiri. Kau bukan Allah yang hanya berpangku tangan melihat kesesakanku. Kau Allah yang penuh Kasih. Kau Allah yang selalu memelukku disaat kecewa sanggup menguasai hatiku.

Tapi kini, dimana Kau berada? Aku seakan kehilangan sosok-Mu. Aku seperti tak bisa lagi merasakan Kasih yang selama ini selalu menyertaiku. Mungkinkah Kau muak dengan setiap kesalahanku. Ataukah Kau mulai bosan dengan permintaan maafku untuk setiap kesalahan yang sama.

Tuhan, masih adakah sedikit Kasih-Mu untukku? Masih tersisakah belas kasihan-Mu untuk sisa perjalanan hidup yang harus kulalui?

Kumohon, izinkanlah aku sekali lagi menerima Kasih-Mu. Mengalami kembali pembaharuan dari sentuhan belas kasihan yang Kau berikan untukku.

Tuhan, sesungguhnya kuingin selalu menyenangkan-Mu. Aku selalu bermimpi dapat membuat-Mu tersenyum saat memandang kearahku. Aku memiliki sebuah cita-cita, dimana nanti Kau bangga atas apa yang bisa kupersembahkan untuk-Mu. Namun aku hanya manusia lemah. Yang terkadang dipenuhi emosi. Yang selalu kalah oleh ego atas kesenangan diri sendiri. Tak jarang aku berkompromi dengan dosa. Bukan sebuah rahasia, jika aku selalu melakukan kesalahan dan menyakiti hati-Mu. Aku begitu buruk dihadapan-Mu. Aku begitu jahat karna selalu menyakiti-Mu. Masih layakkah aku untuk bisa menikmati Kasih-Mu?

Mungkin aku adalah manusia tak tahu diri. Pergi begitu saja, setelah berkat Kau limpahkan dalam hidupku. Lalu tanpa sadar diri, aku melakukan banyak hal sesuka hatiku. Semua hal yang mungkin selalu membuat luka dihati-Mu. Dan kini, aku kembali memohon maaf serta ampunan-Mu. Layakkah aku menerima maaf dari-Mu?

Beri aku satu kesempatan lagi. Sebuah masa dimana aku benar-benar lahir baru. Bukan tentang jasmaniku. Melainkan hati dan jiwaku yang sangat ingin kupersembahkan untuk-Mu.

Jangan pernah tinggalkan aku. Terus tuntun dan bimbinglah aku. Karna aku lemah, dan sering kali terjatuh. Namun janganlah Kau berada jauh dariku. Peluk dan topanglah aku ketika aku terjatuh. Karna kutahu, hanya Kau yang benar-benar peduli dan juga begitu mengasihiku.

Jauh didalam lubuk hatiku, ingin rasanya kuucapkan sebuah kalimat untukmu. "I Love You GOD"

Thursday 10 April 2014

Inilah Aku

Tuhan, perasaan apa ini. Seketika muncul dan menyeruak kepermukaan. Sementara aku hanya mampu berdiam diri dalam keheningan. Mungkinkah ini cinta, atau sebuah kerinduan. Dimana air mata seketika menetes tanpa harus kuberi aba-aba. Rasanya sakit. Terlalu perih, Tuhan. Disaat aku mencoba melihat perjalanan hidupku. Ketika kuamati setiap peristiwa yang telah kulalui. Semua berakhir indah, walau diawal akulah yang mengundang kesedihan hadir disana.

Tuhan, sesaknya dada ini ketika aku mengerti, bahwa terlalu banyak waktu yang kulewati hanya untuk menyakiti hati-Mu. Perlahan tapi pasti, aku tau ada luka disana. Entah sedalam dan selebar apa luka yang kuciptakan. Yang aku tau, aku terlalu bodoh dan naif. Sementara yang terbaiklah yang Kau sediakan bagiku.

Tuhan, aku malu jika harus kembali datang kepada-Mu. Aku terlalu hina jika aku masih memohon sesuatu yang lebih dihadapan-Mu. Masihkah layak untukku datang dan bersujud dikaki-Mu. Sementara kerinduanku saat ini hanyalah dapat menyenangkan hati-Mu.

Ampunilah setiap senyumanku yang tercipta diatas kesalahanku. Ampunilah semua kebahagiaanku yang terletak diantara dosa dan kesalahan yang kubuat. Inilah aku, manusia penuh dosa. Inilah aku, manusia hina yang mengharapkan sebuah pengampunan. Inilah aku, seorang manusia yang ingin bertobat dan kemudian hidup didalam rancangan-Mu.

Tuesday 8 April 2014

Salah Siapa?

Hidup, bukan tentang darimana kamu berasal, siapa yang melahirkanmu, atau bagaimana keadaan ekonomimu. Tapi tentang, sejauh mana kamu mensyukuri setiap Kasih dan juga Berkat Tuhan didalam hidupmu.

Hidup kita, kebahagiaan kita, kenyamanan kita, bukan semata-mata karna hasil jerih payahmu saja. Melainkan semua itu adalah karna Anugerah Tuhan yang begitu besar atas hidupmu.

Saat kita dilahirkan, Tuhan sudah memberikan rencana yang indah atas hidupmu. Layaknya seorang ayah yang ingin selalu memberikan yang terbaik bagi anaknya, begitupun Tuhan mu memperlakukanmu. Begitu berharganya kamu dimata-Nya.

Namun kita, layaknya seorang anak yang nakal. Yang selalu berontak atas setiap rancangan demi rancangan yang telah diberikan-Nya. Kita menganggap setiap rancangan-Nya adalah kekangan. Dan tak jarang kita lebih memilih berontak dibandingkan mengikuti alur yang sudah ditetapkan-Nya demi kebahagiaanmu. Ketika kita berontak dan berada diluar rancangan-Nya, kita terjatuh. Kita sakit, kita kecewa, dan kita selalu menyalahkan Tuhan. Mempertanyakan dimana Kasih-Nya, berteriak didalam doa dan berkata "Tuhan jahat". Sebenarnya bukan Tuhan yang jahat, tapi jiwamu yang berontak dan memutuskan untuk lari dari rancangan baik yang sudah dibuat-Nya.

Tak ada kata terlambat untuk bertobat. Jika kamu pernah mengalami ini, maka datanglah kepada Tuhan mu. Memohon ampunlah kepada-Nya. Dan mintalah, agar Ia selalu memberimu kekuatan untuk dapat terus hidup didalam rancangan-Nya. Karna Ia adalah Maha Pengampun juga Pemaaf. Dan Ia sangat mengasihimu.

Rancangan Tuhan mungkin bukanlah yang tercepat. Atau yang mudah dilalui. Tapi percayalah, Rancangan-Nya adalah rancangan Damai Sejahtera yang mengantarkanmu pada sebuah ruangan yang penuh dengan Kebahagiaan.

Saturday 5 April 2014

Masih Takut Dibilang Jomblo/Single?

Sampai saat ini aku ga ngerti, kenapa masih banyak orang yang takut sama julukan "Jomblo/Single". Apa yang harus ditakuti sih? Status itu ga bikin kamu hina, bukan? Terus kenapa banyak banget orang yang ngehindari sebutan itu?

Hanya sebatas pemikiran aku aja,

1. Bahwa mereka yang menghindari status tersebut hanyalah orang yang semata-mata menjaga harga diri mereka dihadapan teman2 atau lingkungan ya.

2. Gengsi adalah salah satu alasan kenapa seseorang ga mau disebut "Jomblo/Single"

3. Pemikiran bahwa "Jomblo/Single" adalah kumpulan orang2 yang ga laku.

Secara garis besar mungkin seperti itu, tapi kalo aku pribadi sih lebih baik berteman dengan status "Jomblo/Single" dan bermusuhan dengan rasa "Sakit/Patah Hati".

Menjadi "Jomblo/Single" itu adalah keputusan. Bukan akibat karna tidak laku. Ingat, "Kualitas Diri" jauh lebih penting dibandingkan "Status sebuah Hubungan".

Sambil menunggu orang yang tepat, yang bisa dipercaya untuk menjaga hati, tidak ada salahnya kita pun berbenah diri. Semakin membekali diri dengan sikap dan pemikiran yang lebih matang.

Hingga akhirnya ketika nanti kita bertemu dengan orang yang tepat, kita dapat dengan bangga berkata bahwa "Saya Layak untuk Dipilih karna Kualitas Diri saya, bukan hanya karna Cover dari penampilan Fisik saja".