Thursday 30 October 2014

Kesuksesan Sejati Ialah Hidupmu

Sukses!!! Satu kata yang menjadi impian banyak orang. Bukan hal yang mudah untuk bisa mengantongi kata itu dengan sempurna. Dan juga bukan hal yang sulit, untuk bisa meraih dan mewujudkannya menjadi sebuah kenyataan.

Banyak harga yang harus dibayar untuk menembus satu kesuksesan yang diidam-idamkan. Jika kebanyakan orang memilih jalan pintas untuk mencapai kesuksesannya, alangkah baiknya jika kita belajar dari hal kecil secara perlahan tapi pasti.

Kesuksesan yang sebenarnya bukan terletak dari berapa banyak harta yang kamu miliki. Atau, berapa triliun uang yang ada pada tabunganmu. Kesuksesan yang sesungguhnya ialah terletak pada dirimu sendiri.

Ketika kamu berhasil melewati proses demi proses hidup yang mungkin tidak banyak orang dapat melaluinya, itu sudah menjadi satu kesuksesan yang kamu raih dalam hidupmu. Mulailah untuk merubah pandanganmu sedikit lebih baik. Bukan hanya berbicara tentang materi yang kamu miliki, tapi cobalah ingat kembali apa yang berhasil kamu raih dan menangkan dalam perjalanan hidupmu.

Jika kamu dapat meraih kesuksesan terbesar didalam hidupmu, jangan pernah takut untuk hidup kekurangan. Karna harta terbesar yang ada didunia ini ialah ketika seseorang dapat menjalani hidupnya tanpa sebuah beban yang berarti. Melalui setiap waktu dan menikmatinya. Bukan menghabiskan waktu dengan memikirkan hal-hal yang menjadi ketakutannya.

Harta dapat dicari, tetapi kesuksesan yang abadi tidak semua orang dapat memilikinya.

Tanyalah hatimu, sudah sukseskah kamu menjadi insan dengan tujuan hidup yang sama dengan apa yang menjadi tujuan Tuhan menciptakanmu didunia ini? Jika belum, masih banyak waktu untuk memperbaikinya. Dan tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki yang salah didalam hidupmu, selama nyawamu belum diangkat dan dipisahkan dari ragamu. Gbu.. :)

Satu Proses Bernama Rasa Syukur

Tuhan, entah darimana aku harus memulai. Rasanya sesak, seakan tiba-tiba saja aku tak bisa bernafas. Ingin rasanya aku memiliki ketegaran yang dicontohkan batu karang dilautan sana. Tapi aku wanita, yang dengan mudah bermain dengan perasaan. Yang dengan sempurna mengedepankan hati dibanding logikaku.

Ini masih tentang dia. Seseorang yang Kau izinkan hadir disetiap waktuku. Pribadi yang Kau utus sebagai panutanku. Dia, yang dengan sempurna dapat menembus setiap pertahananku dan leluasa masuk hingga menjadi raja didalam hatiku. Aku menyayanginya. Tulus, tanpa imbalan apapun.

Tapi aku manusia, yang juga ingin dicinta oleh orang yang kucinta. Aku tak ingin menjadi seorang munafik yang berkata tak butuh cinta dan hatinya. Aku ingin hidup bersamanya. Dengan restu dan juga dalam rancangan-Mu.

Bahagia karena Kau yang menyatukan. Lalu menjadikan dia satu-satunya cinta disisa hidupku. Menjaga hati dan juga perasaannya. Sama-sama dijadikan yang terakhir, karena tahu melengkapi adalah tujuan-Mu menciptakan kami.

Tuhan, seandainya hidup semudah itu. Maka tak akan ada yang namanya kecewa. Sebuah rasa sakit yang tercipta karna sebuah kegagalan.

Kuatkan mereka yang saat ini sedang kecewa. Hibur mereka yang kini tengah bersedih. Dan yakinkan mereka yang hingga saat ini masih percaya, bahwa kebahagiaannya sedang Kau ukir dengan sangat sempurna.

Terimakasih, untuk luka yang pernah ada. Terimakasih, untuk setiap kecewa yang saat ini sedang menyapa. Terimakasih, karna dengan semua itu Engkau membuatku menjadi satu pribadi yang lebih kuat. Tak mudah jatuh, tak mudah mengeluh dan juga tak mudah putus asa. Terimakasih... :)

Wednesday 8 October 2014

10 Cara Move On

Move On..
Kata yang sering kali mudah diucapkan, namun tak jarang menjadi sangat sulit untuk dilakukan. Banyak yang bertanya, "Kka, gimana sih caranya biar bisa cepet move on?" Kalo udah dapet pertanyaan kaya gitu, cuma bisa senyum aja. Karna kadang apa yang kita lakukan belum tentu bisa dilakukan oleh orang lain. Tapi tenang aja, aku mau ngasih sedikit bocoran nih tentang "Cara aku untuk bisa move on lebih cepat dan ikhlas"

1. Niat dan Berdoa
Banyak yang bilang doa tanpa usaha itu sia-sia. Benar sekali!! Tapi usaha juga ga akan mulus kalo niatnya masih setengah-setengah. Kalo aku sih ya, disaat pengen move on dari suatu hal (Ga harus pacar loh) biasanya aku doa dulu, tanya sama Tuhan apa benar ini adalah kehendak-Nya atau hanya sebatas ujian-Nya? Jika memang Ia menjawab bahwa itu adalah kehendak-Nya, baru deh diniatkan dengan sepenuh hati.

2. Jangan Membenci
Kadang beberapa orang lebih memilih membenci untuk melupakan (terutama kalo move on nya dari pasangan yaa.. Hayoo, ngakuu). Tapi asal kalian tau aja, membenci bukanlah cara untuk move on, tapi membenci akan membuat kamu semakin sulit untuk move on. Inget loh, semakin kamu membenci, secara tidak langsung yang akan ada dalam ingatan kamu tuh hanya "Rasa sakit dan Luka" yang dia berikan. Dan itu ga akan membuat kamu bisa move on dengan baik.

3. Jangan Mencoba Menghubungi
Jangan sekali-sekali tlp, sms, bbm, chat, atau apalah yang membuka jalan untuk berkomunikasi kembali (selama proses move on, sebaiknya ini tidak dilakukan). Karna belum tentu semua usaha kamu itu dibalas dengan baik, yang ada malah bikin nambah sakit deh..

4. Simpan Semua Hal dan Benda
Simpan baik-baik semua hal dan benda-benda yang akan mengingatkan kamu sama dia. Ya kalo foto di hp, minimal ga kamu buka deh. Inget, ga usah dibuang apalagi dibakar tuh ya benda-benda yang menyimpan kenangan kalian. Karna suatu saat kamu pasti bakalan butuh iti..

5. Jangan Mencari Tahu
Ga usah repot-repot deh cari tahu lagi soal dia. Ga usah stalk, apalagi sampai kepo nanya sana sini soal dia. Udah biarin aja, dia udah punya hidupnya sendiri, dan kamu juga harus memperbaiki hidup kamu sendiri.

6. Doakan
Nah, ini salah satu hal yang kadang paling sulit dilakuin. Doain dia, doain kebahagiaannya dia (dengan siapapun dia saat ini). Minta sama Tuhan supaya Dia memberikan kamu hati yang ikhlas, hati yang bisa berdamai sama Keputusan-Nya. Kalo mau nangis, mau ngadu soal rasa sakit yang kamu rasain, ceritain aja. Dijamin rahasia aman dan pasti abis itu ngerasa plong banget deh..

7. Cari Kegiatan Baru
Coba sibukan diri kamu sama hal-hal baru. Ketemu temen-temen lama, atau cari komunitas yang bisa bawa kamu buat ketemu sama temen-temen baru. Atau mungkin salurkan hobby kamu yang tertunda pada saat kamu pacaran. Banyak hal deh yang bisa kamu lakuin, jadi ga usah diem dikamar terus yaa..

8. Berfikir Positive
Selain berdoa, niat, dan usaha, berfikir positive juga salah satu cara yang harus kamu lakuin yaa.. Simple aja mikirnya, mungkin ini proses yang lagi Tuhan kerjakan buat bikin kita semakin dewasa, semakin ngerti gimana rasanya disakitin, hingga nanti disaat kita ketemu sama orang yang tepa
t, kita ga akan pernah nyakitin dia, karna kita udah lebih tau gimana rasanya disakitin.

9. Jangan Lebay
Dalam proses move on, ga usah lebay. Jangan sampai orang lain tahu kita lagi usaha buat move on. Bersikap saja seperti biasanya, ini proses pendewasaan, jadi ga semua orang bisa menerima kita dengan baik disaat kita sedang mengalami proses yang penting didalam hidup ini.

10. Buka Kembali
Ini cara terakhir buat test mental kamu. "Udah berhasil Move On atau belum". Diatas aku udah bilang bahwa jangan buang semua barang, foto atau apapun yang berhubungan sama dia. Nah, saat ini kita butuh itu semua. Disaat kamu ngerasa "Aku udah cukup berhasil Move On koq" Coba deh buka lagi foto-foto kalian, barang-barang yang kamu punya, atau apapun yang berhubungan sama dia. Kalo kamu ga ngerasain sakit lagi dihati kamu, Selamaatt... Kamu udah lulus dan berhasil Move On.. Tapiii... kalo masih ada rasa nyesek, rasa sakit, itu tandanya kamu belum bisa Ikhlas dan Berdamai sama Kehendak-Nya. tutup dan simpan lagi semua barang-barang itu, lalu lakukan lagi dari awal cara-cara untuk Move On nya yaa...


Nah.. itu beberapa cara yang kadang aku lakuin kalo mau Move On dari hal apapun.. Jadi ga cuma bisa dipakai buat Move On dari pacar aja, tapi dari temen, sekolah, kerjaan, atau apapun, cara-cara itu sangat membantu (Buat Aku loh ya)...


Selamat mencoba (Buat yang lagi mau Move On)
Semoga Bermanfaat yaaaa..... GBU all ({})

Sunday 5 October 2014

Aku Butuh Kau, Bapa

Rasanya ingin tersenyum, tulus dan apa adanya. Walau tak dapat kupungkiri kesesakan memenuhi setiap rongga didalam dada. Aku tak ingin menangis, meskipun kadang air mata menetes tanpa basa-basi. Aku tak ingin mengeluh, hingga tiba saatnya nafasku terasa sesak dan tak dapat kuhirup kembali setiap partikel oksigen yang terbang bebas disekitarku.

Bapa, apa boleh aku berkata bahwa aku lelah. Ingin rasanya kuhirup dalam-dalam udara yang membebaskanku dari kesesakan ini. Sesak ini terlalu berkuasa atas hatiku. Hingga aku tak pernah sasar, bahwa air mata itu tak layak untuk menetes.

Bapa, peluk aku. Karna kurasakan langkah kakiku mulai melemah. Aku seakan tak dapat berjalan. Jangan berjalan, berdiri tegak pun rasanya aku tak bisa.

Bapa, jangan pernah pergi dariku. Karna aku butuh topangan tangan-Mu. Ketika aku jatuh, Kau ulurkan tangan-Mu untuk membantuku bangkit kembali. Dan ketika aku tak sanggup bangkit, Kau membungkukkan tubuh-Mu dan kemudian menggendongku.

Bapa, ajarkan aku untuk dapat menjadi wanita yang tangguh. Layaknya batu karang yang tak mudah goyah saat terhempas ombak.

Bapa, kurindukan jamahan Kasih-Mu dalam kesesakkanku.

Aku tahu ini adalah proses. Dan aku tak akan meminta untuk Kau percepat waktu yang ada.

Aku hanya memohon, dampingi aku. Pegang erat tanganku, dan jangan pernah Engkau lepaskan. Hanya itu Bapa..

Thursday 2 October 2014

Isyarat Hati

Desir angin dimalam ini, terasa dingin bagaikan sebuah isryarat hati. Terasa sepi, dan menusuk dalam kesendirian. Mencabik dinding hati yang terbalut satu harapan. Inikah kisahku, nampak kelam bak malam tak berbintang.

Maaf jika aku terlalu menyayangimu. Ketidaksempurnaanku kini berjuang untuk menyempurnakan cinta. Maafkan kelemahanku, yang tak dapat menahan tetesan air mata kerinduan.

Ketika kuingat bahagia, terlahir sebuah harapan baru. Tentang cerita yang kita tulis untuk sebuah masa depan yang indah. Satu cerita, tentang aku dan kamu. Tentang kita dan sang buah hati. Tentang hari-hari yang akan dilalui dengan senyuman disetiap detiknya.

Aku begitu yakin padamu. Bahwa hati yang kutitipkan dapat terjaga lebih aman.

Aku ingin hidup lebih lama. Bersamamu, merangkai waktu menjadi hari yang mengesankan. Merajutnya menjadi satu kenangan yang membahagiakan.

Hingga kelak, ketika aku menutup mata, hanya akan ada kebahagiaan yang terkenang. Tersimpan rapi disudut hati. Tak terusik, dan tak terganti. Sekarang dan selamanya...

Wednesday 1 October 2014

Dan Aku, Memilih Untuk Percaya

Saat sesuatu tak berjalan seperti biasanya. Saat banyak hal mulai berubah dari apa yang semestinya. Bisakan pemikiran positive masih berada dibenakmu? Bisakan kamu menganggapnya menjadi satu hal yang wajar-wajar saja? Sulit, tapi aku belajar..

Aku belajar untuk bersabar, karna aku tahu dalam kesabaranku Tuhan bekerja. Aku belajar berharap, sebab didalam pengharapan yang ditujukan kepada-Nya ada damai sejahtera. Dan aku terus belajar untuk selalu berserah diri, karna aku tahu bahwa amarah dan berprasangka buruk itu sama sekali tak membantuku untuk mendapatkan sebuah jawaban yang benar.


Ajari aku untuk terus bersabar. Ajari aku untuk terus berfikir bahwa semuanya akan baik-baik saja. Ajari aku untuk tetap setia pada apa yang saat ini sudah Tuhan percayakan kepadaku. Ajari aku, tentang hidup juga sebuah proses yang sedang Tuhan kerjakan.

Aku tak mau berfikir buruk tentang waktu. Aku tak ingin mencurigai jarak yang tercipta saat ini. Aku ingin belajar percaya sepenuhnya, tanpa harus bertanya apa dan mengapa.

Jangan paksa aku untuk menghadirkan curiga dalam setiap detik yang berlalu. Jangan desak aku untuk memiliki rasa cemburu yang tak jelas dari mana asalnya. Jangan izinkan aku untuk merubah pikiran yang saat ini telah kubangun susah payah.

Aku hanya ingin berfikir bahwa ini adalah sebuah proses. Satu proses dimana Tuhan sedang bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi hidupku, juga hidupmu. Satu perkerjaan Tuhan yang sedang Ia selesaikan.

Apapun itu. Bagaimanapun itu. Dan tentang semua sikap serta perubahan yang ada. Aku tak ingin sedikitpun mengurangi rasa sayangku. Aku tak ingin mempertaruhkan apa yang kumiliki saat ini hanya karna amarah yang sia-sia. Aku akan tetap memilih untuk percaya.

Percaya pada apa yang aku lihat. Percaya pada apa yang aku dengar. Terlebih percaya pada apa yang aku rasakan. Karna aku tahu, aku sudah lebih dulu memilih untuk memberikan kepercayaan sepenuhnya kepadamu. Kepada orang yang kurasa tepat untuk kutitipkan hati dan mungkin hidupku.

Dan aku memilih untuk tetap berfikir, bahwa semua akan tetap baik-baik saja dan kembali seperti sedia kala. Dengan cinta yang lebih, Kasih sayang yang lebih, juga kebahagiaan yang lebih dari sebelumnya..