Thursday 6 October 2016

Kenali dan Pahami

Dia hadir dengan tiba-tiba..
Begitu singkat, hingga aku tak menyadarinya.
Menyita waktu dan perhatianku
Membuatku seakan wajib untuk memikirkannya..

Apa yang kamu harapkan?
Apa yang kamu inginkan?
Sesuatu yang tiba-tiba saja merubah hidupmu? Sesuatu yang dengan begitu cepat menguasai isi dalam otakmu?

Hey...
Jangan bodoh. Mereka bisa saja lebih pintar darimu. Dengan keindahan-keindahan dalam tutur katanya. Dengan keramahan dan senyuman yang juga dapat mereka miliki. Apa kamu bangga dapat merasakan semua itu?

Jangan bodoh. Sekali lagi kukatakan jangan bodoh. Karena bukan kamu yang menjadi satu-satunya. Bukan kamu yang menjadi akhir penantiannya. Dan bukan kamu orang yang mereka maksud dalam setiap perkataannya. Bukan Kamu!

Sadarlah akan kehidupanmu. Sadarlah akan keadaanmu. Dan sadarlah akan mimpi-mimpimu. Janganlah kandas hanya karena gelombang kecil yang tercipta diantara badai yang sangat kecil. Janganlah menjadi lemah dan rapuh lalu menyerah begitu saja. Berjanjilah untuk kembali tegar. Kembali berdiri dengan sisa kekuatanmu. Jangan menganggap semua baik-baik saja hanya karena dalam jangka waktu tertentu kamulah yang mengisi waktunya.

Hidup tidak sebaik itu. Ia jahat. Ia keji. Bahkan terlalu sadis hanya untuk sebuah hati yang diberikan atas dasar ketulusan. Jangan pernah nodai kepercayaan hanya karena kamu merasa kamulah satu-satunya.

Kenali dan pahami.
Dua hal yang akan membuatmu tersadar.
Bahwa tak ada yang benar-benar nyata.
Tak ada yang benar-benar sempurna.
Dan tak ada yang benar-benar membuatmu menjadi satu-satunya dalam waktu yang sesingkat itu.

Tolong, kenali dan pahami
Bahwa Hati adalah tempat Sakral dimana tak ada seorangpun yang dapat keluar masuk sesuka hati.

Situation

Hay...
Aku tak tahu harus memulai dari mana..
Selalu saja seperti ini..
Sesuatu yang membuatku merasa tak tentu..

Andai saja aku bisa membuat semua orang tersenyum, pasti sudah kulakukan dari dulu. Memberi kebahagiaan kepada kalian yang begitu sangat menyayangiku. Melukis senyuman yang keindahannya melebihi goresan senja dimataku. Yaa... Senja...

Aku sangat mencintainya. Bahkan merasa hidup ketika ada diantaranya. Ia sangatlah indah, bahkan begitu menakjubkan.

Tapii...
Apa yang bisa aku lakukan? Ketika tiba-tiba saja rasa itu muncul? Menyeruak ke permukaan hati dan mulai menguasainya. Aku lemah, jika melihat kesedihan diantara wajah mereka. Aku merasa tak berarti, saat kehadiranku tak mampu menghapus air matanya. Aku harus bagaimana? Dengan segala kekurangan yang kumiliki. Dengan semua keterbatasan yang ada padaku.

Kumohon, bicaralah...
Apa yang harus kuperbuat?

Aku tak memahami semuanya, bahkan diriku sendiri. Aku merasa hilang. Berjalan tanpa arah. Dan melangkah tanpa tenaga. Aku rapuh dalam segala ketidaksanggupanku. Aku jatuh, dalam segala ketidaktahuanku. Aku benar-benar tersesat, diantara rasa yang sama sekali tak ingin kurasakan.

Kumohon mengertilah..
Bukan karena aku ingin membuat kalian berduka atasku, hanya saja waktu yang berbicara. Bahwa aku harus tetap terdiam dan membiarkan semua terjadi begitu saja...

Saturday 1 October 2016

All I Ask

Berjalan dalam heningnya malam. Bersama rintik hujan yang mencoba untuk menemaniku. Rasanya terlalu rapuh jika harus berlari. Aku tak mengerti perasaan apa ini. Hanya saja rasanya terlalu sakit.

Hey kamu,
Entah siapa yang kumaksud. Namun rasanya kamu tak asing bagiku. Setidaknya dalam imajiku, kamu hidup.

Aku tertahan dalam ketidakberdayaanku. Aku terhenti dalam ketidakmampuanku. Aku menyerah atas rasa yang tak kumengerti.

Bisakah kau ada disini?
Sejenak menemaniku malam ini.
Hanya sekedar duduk bersama dan merasakan lembutnya sentuhan angin selepas hujan.

Apa kamu tahu hatiku?
Ya, kamu yang entah ada dimana saat ini
Seseorang yang aku pun tak tahu siapa itu
Hanya saja, sosoknya begitu nyata dalam pikiranku.
Begitu lembut membelaiku.
Dan begitu hangat saat memelukku.

Apakah aku terlalu banyak bermimpi?
Ataukah aku sudah gila?

Dalam kesendirian kau hadir menyapa imajiku.
Dalam kesepian, kau datang memelukku

Aku tak mengerti semua ini. Rasanya begitu berulang. Lagi dan lagi. Terus menerus terjadi dalam hari-hariku.

Aku lelah.
Rasanya hanya ingin tertidur dalam hamparan tanah yang lapang. Dimana aku dapat melihat langit dan bintang tanpa terhalang apapun. Dimana aku dapat merasakan tetesan rintik air hujan tanpa merasa takut kedinginan. Dan dimana aku bisa merasakan sentuhan angin selepas hujan reda. Semua itu sangat menyenangkan bagiku. Ya, bagiku yang saat ini hanya menyukai kesendirian. Berteman alunan nada, dan juga udara yang seakan pergi meninggalkanku dalam kesesakkan.

Aku ingin itu.
Aku benar-benar ingin itu.
Izinkan aku berada dalam imajiku sekali saja
Merasa bahagia, tanpa harus terbangun dalam nyata kesendirianku.

I don't know

Entah darimana aku harus memulai..
Rasanya terlalu sepi
Seakan semua pergi dan hilang
Beranjak tanpa menyapaku

Aku merasa sendiri
Kesepian yang tiba-tiba menyapa
Tanpa izin dan juga tanpa permisi

Aku tak memahami semua ini
Seakan berulang, namun perih
Sesak, seolah tertahan batu besar

Adakah yang bisa mengerti?
Adakah yang bisa memahami?
Atau... Adakah yang juga mengalami?

Aku ingin berteriak, namun tertahan
Aku ingin menangis, namun kemudian terhenti

Aku tak mengerti akan semua ini
Rasanya begitu sepi

Aku benar-benar sendiri
Seakan tak ada lagi yang dapat mendengarku.

Tuesday 16 August 2016

Demi Waktu

Haii...
Mengapa kamu menyapaku? Mengapa kamu memperdulikanku?

Tahukah kamu,
Kini semua menjadi tak biasa. Ada sesuatu yang baru. Ada sesuatu yang lain. Aku tak tahu. Aku tak ingin tahu. Bukan karena aku tak peduli, hanya saja aku takut terluka.

Jika saja aku memiliki kekuatan untuk bisa mengatakannya. Mengungkapkan segala sesutu yang terjadi saat ini. Mungkin akan terasa lebih baik. Mungkin tidak akan seperti ini

Kamu tahu?
Jika saat tak bersamamu, aku rindu. Jika tak berjumpa denganmu, aku gelisah. Semua menjadi satu ketika aku didekatmu.

Namuunn..
Aku tak menginginkan kita bersama. Aku tak ingin kita bersatu. Ada banyak hal yang harus kita jaga. Hatiku. Hatimu. Dan juga Hati mereka. Aku takut ada yang terluka. Aku tak sanggup bila harus melihat air mata. Dan aku akan sangat merasa berdosa ketika banyak Hati yang terluka.

Maafkan aku. Jika harus membawamu dalam keadaan saat ini. Maafkan aku, jika aku terkadang hendak pergi namun kemudian terhenti. Maafkan aku yang sama sekali tak memiliki keberanian untuk berjuang demi bahagiaku. Maaf

Aku hanya ingin kita berada dekat. Sangat dekat seperti mata dan juga hati. Aku ingin kita berjalan seiringan, dalam setiap keadaan. Dan aku pun sangat ingin kita bahagia. Ya, melihatmu bahagia adalah sesuatu yang indah. Hanya saja, aku kembali takut.

Aku takut, kamu memilihnya. Kamu pergi bersamanya. Dan kamu meninggalkanku dalam sepi yang mereka bilang kebahagiaanmu. Aku takut.

Bolehkah aku berkata? Atau mungkin meminta? Hanya sedikit waktu. Hanya sedikit cinta. Dan hanya sedikit kasih sayang yang kita habiskan bersama? Bukan untukku, melainkan demi waktu yang akan menjadi kenangan kita. Sebuah kenangan yang suatu saat dapat membuat kita tersenyum.

Saturday 6 August 2016

Cukup Aku Sendiri

"Haii..."
Aku tak tahu, apa yang harus kukatakan. Sesuatu yang hampir sama aku rasakan. Sesuatu yang juga sering tidak aku mengerti.

Kecewa kah?
Tidak, aku tidak sedang berada dalam situasi itu.

Terluka kah?
Bukan itu, aku cukup bahagia saat ini.

Lalu apa?
Entahlah... Hanya sebuah kesunyian.

Seakan ada yang hilang dalam hidupku. Sesuatu yang tak aku mengerti. Sesuatu yang membuatku merasa sendiri. Dan juga sesuatu yang berhasil membuatku terdiam.

Entahlah, aku bingung untuk menjelaskannya. Aku tak memiliki banyak kata untuk dapat menguraikannya. Dan aku pun tak cukup memiliki keberanian untuk mengatakannya.

Aku sendiri,
Diantara sekumpulan manusia yang tertawa bersamaku. Benar-benar sendiri.
Dalam imajiku, dalam situasi yang tercipta begitu saja diantara duniaku.

Aku tak mengerti,
Hanya saja rasanya sakit.
Sedikit perih, tanpa tahu apa yang  harus kulakukan.

Aku tak ingin menangis. Juga tak ingin mengeluarkan suara. Aku pun tak tertarik untuk berteriak.

Aku hanya ingin diam.
Tanpa alasan, dan juga tanpa penjelasan.

Aku memang ingin dimengerti,
Namun, aku tak ingin memaksa kalian untuk memahami.
Aku memang ingin kalian tahu,
Tapi aku tak ingin membuat kalian menjadi bingung.

Cukup aku sendiri.
Biarkan aku sendiri.
Karena hanya aku sendiri yang sanggup menyelesaikannya.

Dengan keadaan,
Dalam keheningan,
Dan diantara ketenangan.

Aku berjanji akan menemukan jawabannya.
Aku berjanji akan dapat menjelaskannya.
Ya... Aku berjanji, untuk dapat kembali tersenyum.

Suatu saat,
Aku yakin, rasa ini akan dapat kuatasi.
Agar tak ada lagi kesendirian.
Agar tak ada lagi kesunyian.
Dan juga, tak ada lagi rasa sepi.