Wednesday 31 October 2018

Maaf.

Ada luka yang tak pernah kering. Ada air mata yang tak berhenti mengalir. Dan, ada senyuman yang sekian lama sirna.

Kamu, entah siapa dan dari mana. Datang menawarkan kebahagiaan yang kini tak kupercaya. Bernegosiasi dengan ego dan kesedihanku, berkompromi dengan ketakutan dan rasa tak percaya.

Hingga akhirnya, aku menyerah.

Ada harapan disini, ada sinar dan cahaya baru disini. Ada semangat dan langkah dari kaki yang telah lumpuh sekian lama.

Semua yang terucap, semua yang dilakukan, membuatku sedikit percaya.. Kamu orang baik

Tak butuh waktu lama untukmu mengambil alih hidupku. Tak perlu banyak janji untukmu bisa membuatku percaya. Bahwa bahagia itu nyata.

Namun,

Kini kau pergi. Terlihat samar dan kemudian hilang. Aku ingin marah, tapi pada siapa? Aku ingin memaki, tapi untuk apa?

Kurenungkan yang terjadi. Kusesalkan kebodohanku. Mempercayaimu dengan begitu mudahnya. Memberikan hatiku dengan begitu saja.

Ini bukan salahmu, ini salahku.

Maaf, jika aku terlalu mudah mempercayaimu.
Maaf, jika aku terlalu berharap banyak padamu.

Dan Maaf, jika aku sempat menitipkan bahagiaku padamu, pada apa yang kau tawarkan, pada apa yang kau janjikan, dan pada apa yang akhirnya kau lakukan.

No comments:

Post a Comment