Wednesday 31 October 2018

Terima Kasih

Jangan tanya seberapa dalam lukaku. Jangan tanya seberapa sakit yang aku rasakan. Jangan tanya seberapa banyak kecewaku. Percuma, kamu takan pernah mendapati jawaban yang kamu inginkan.

Aku, adalah dia yang selalu pintar menyimpan luka. Menguburnya sedalam mungkin, menyembunyikannya dengan sangat rapi.

Kamu tidak akan pernah tahu, separah apa robekan didalam hatiku. Seperih apa rasa yang sering aku anggap tak pernah ada. Dan sesak ini, biarlah hanya aku yang tahu.. Bagaimana rasanya berjuang mengirup oksigen yang mereka bilang sangatlah mudah. Bagaimana cara tersenyum saat lukamu tersayat kembali oleh sesuatu yang amatlah tajam. Cukup biar aku saja yang tahu..

Aku ingin percaya bahwa kamu baik.
Aku ingin percaya bahwa kamu baik.
Aku ingin percaya bahwa kamu baik.
Aku sangatlah ingin percaya bahwa kamu adalah orang yang baik.. Aku ingin percaya itu!

Tapii...

Semakin aku percaya, semakin dalam luka yang kau beri.
Semakin aku percaya, semakin banyak kecewa yang aku rasa.

Semakin aku percaya, semakin aku sakit.
Tidak, tidak hanya sakit.

Aku rapuh. Aku lemah. Aku hampir mati dalam kecewaku, dalam sedihku, dalam luka yang semakin banyak dan tak lagi dapat ku hitung.

Pembohong macam apa yang aku percayai?
Pengkhianat macam apa yang aku perjuangkan?
Penjahat macam apa yang aku sayangi?

Kamu siapa..?? Kamuuu apaaa..?? Kamuu.....

Kamuu..
Adalah apa yang selama ini aku doakan.
Kamuu..
Adalah apa yang selama ini aku perbincangkan.
Kamuu..
Adalah apa yang selama ini aku banggakan.

Dan kamuu pun...
Adalah orang yang memberiku luka hingga sedalam ini.

Terima Kasih.

2 comments: